JAKARTA — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Global Health Strategies (GHS) memperkuat pemanfaatan media sosial sebagai sarana kampanye imunisasi kepada masyarakat, khususnya di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar). Langkah ini diambil guna meningkatkan cakupan imunisasi sekaligus memperbaiki persepsi publik tentang pentingnya vaksinasi.
Senior Advisor Global Health Strategies Kemenkes RI, Anung Sugihantono, menjelaskan bahwa media sosial saat ini telah digunakan sebagai platform kampanye imunisasi di Kalbar, namun angka pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan. "Kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan memperkuat kapasitas Dinas Kesehatan Kalbar dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih kompeten dalam penggunaan media sosial untuk kampanye imunisasi," ujarnya saat pelatihan peningkatan kapasitas promosi imunisasi berbasis media sosial di Pontianak.
Anung menegaskan bahwa peningkatan kompetensi tersebut berfokus pada tiga aspek utama: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (praktis). "Harapannya, ketiga aspek ini dapat membantu meningkatkan cakupan imunisasi di Kalbar," tambahnya.
Menurut Anung, kampanye imunisasi melalui media sosial adalah strategi efektif mengingat tingginya penggunaan smartphone oleh masyarakat saat ini. "Masyarakat sekarang banyak menggunakan smartphone, kampanye melalui media sosial masih sangat efektif, apalagi di masa kita perlu efisiensi pembiayaan. Strategi ini sangat baik untuk ditingkatkan," katanya.
Meski demikian, ia juga menekankan bahwa peran tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tenaga kesehatan tetap krusial sebagai ujung tombak pelaksanaan imunisasi. "Berdasarkan riset kami, khususnya di Pontianak dan Mempawah, 85 persen masyarakat masih sangat percaya kepada petugas kesehatan untuk melakukan imunisasi," ujarnya.
Empat Strategi Maksimalkan Kampanye Imunisasi Media Sosial
Direktur Global Health Strategies, Ganendra Awang Kristandya, menjabarkan empat strategi yang disiapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Kalbar untuk meningkatkan capaian imunisasi melalui media sosial.
Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan terkait media sosial
Ganendra menuturkan pentingnya membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan agar mereka dapat menjalankan kampanye imunisasi secara efektif di platform digital.
Mengembangkan komunikasi personal yang mendalam
"Berdasarkan analisis, masyarakat ingin mengetahui lebih detail mengenai imunisasi. Misalnya, cara pemberian, waktu pemberian, serta lokasi suntikan atau tetesan imunisasi. Mereka ingin penjelasan yang rinci," jelasnya.
Meluruskan pemberitaan keliru terkait imunisasi
Ganendra menekankan peran penting jurnalis dan tenaga kesehatan dalam memberikan pemahaman yang benar, mengingat masyarakat masih sering terpapar informasi dari sumber yang tidak kompeten. "Ini penting agar berita tidak benar tentang imunisasi dapat diluruskan melalui berbagai jalur komunikasi," ujarnya.
Meningkatkan pemahaman tentang distribusi vaksin
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjelaskan proses distribusi vaksin, mulai dari jenis vaksin, penyimpanan, hingga pengiriman ke masyarakat, sebagai bukti transparansi dan kualitas program imunisasi. "Ini menunjukkan bahwa semua langkah yang dilakukan benar-benar demi kepentingan masyarakat," tegas Ganendra.
Pelatihan diikuti Tenaga Penyuluh 14 Kabupaten/Kota
Sekretaris Dinas Kesehatan Kalbar, Yuliana, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan edukasi yang lebih efektif melalui media sosial bagi masyarakat yang belum memahami manfaat imunisasi secara optimal. "Kami bekerja sama dengan Kemenkes RI dan Global Health Strategies untuk memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat mengenai imunisasi," ujarnya.
Peserta pelatihan terdiri dari tenaga penyuluh kesehatan dari 14 kabupaten/kota di Kalbar yang dilatih bagaimana memberikan literasi terkait imunisasi lewat platform digital. "Harapannya, pelatihan ini akan membantu kami mempermudah memberikan pemahaman imunisasi yang sesuai dengan era digitalisasi saat ini," kata Yuliana.
Tangkal Informasi Hoaks Imunisasi
Anggota Tim Kerja Strategi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Kesehatan Kemenkes RI, Danu Ramadityo, menegaskan bahwa penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi imunisasi kini sangat dibutuhkan. Namun, pelatihan bagi tenaga kesehatan tetap harus dilaksanakan agar mereka mampu menyampaikan informasi yang akurat dan mencegah disinformasi.
“Petugas kesehatan juga diberikan pelatihan untuk menangkal berita hoaks terkait vaksinasi imunisasi,” ujar Danu. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan hoaks tentang imunisasi tidak menyebar dan masyarakat dapat menerima informasi yang benar. “Itulah salah satu fokus dalam pelatihan promosi imunisasi berbasis media sosial,” tutupnya.
Optimalisasi media sosial dalam kampanye imunisasi oleh Kemenkes RI bersama Global Health Strategies merupakan langkah strategis yang sangat relevan di era digital ini. Dengan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan strategi komunikasi yang tepat, diharapkan cakupan imunisasi di Kalimantan Barat dapat meningkat signifikan.
Keterlibatan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak serta penanggulangan informasi hoaks melalui pelatihan akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi. Ini merupakan kunci utama untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih kuat dan masyarakat yang lebih sehat di masa depan.