Apa Itu Self Esteem: Ciri, Aspek, dan Cara Meningkatkannya

Bru
Rabu, 06 Agustus 2025 | 16:45:03 WIB
apa itu self esteem

Pernahkah kamu bertanya-tanya apa itu self esteem? Ini adalah cara seseorang menilai, merasakan, dan memandang dirinya dalam hidup.

Dalam bidang psikologi, konsep ini dianggap sangat penting karena berkaitan langsung dengan bagaimana individu memperlakukan dan menghargai dirinya.

Memiliki penghargaan diri yang sehat akan membantu seseorang untuk lebih percaya pada kemampuannya, menyayangi diri sendiri, serta menghormati kelebihan dan menerima kekurangan yang ada dalam dirinya. 

Inilah alasan mengapa pemahaman terhadap konsep ini sangat dibutuhkan dalam membentuk sikap positif terhadap diri sendiri.

Dengan memiliki pandangan diri yang baik, seseorang akan lebih mampu mensyukuri segala hal yang dimilikinya, tanpa harus membandingkan hidupnya dengan milik orang lain. 

Menerima kekurangan dan kelebihan sebagai bagian dari diri adalah langkah awal untuk membangun sikap yang lebih dewasa dan penuh penerimaan. 

Jika ada bagian diri yang dirasa kurang, maka cukup tonjolkan kelebihan yang kamu punya, tanpa perlu merasa rendah diri.

Dengan memahami lebih dalam apa itu self esteem, kamu akan lebih mampu menjalani hidup dengan rasa percaya diri dan penerimaan yang utuh terhadap diri sendiri.

Apa Itu Self Esteem?

Pertanyaan tentang apa itu self esteem mengarah pada pemahaman bahwa konsep ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, serta menilai dirinya sendiri. 

Kualitas self esteem seseorang tercermin dari seberapa besar ia mampu mempercayai diri, mencintai diri, menghargai diri, dan memberi apresiasi terhadap dirinya sendiri.

Memiliki self esteem yang sehat sangatlah krusial, karena hal ini dapat memengaruhi pencapaian, kualitas hubungan dengan orang lain, serta tingkat kepuasan terhadap diri pribadi.

Namun, ketika tingkat self esteem terganggu atau rendah, hal tersebut dapat memicu perasaan depresi, menghambat potensi yang dimiliki, bahkan bisa menyebabkan seseorang masuk dalam hubungan yang tidak sehat.

Di sisi lain, memiliki self esteem yang terlalu tinggi juga tidak ideal. Hal ini bisa menghalangi seseorang untuk menyadari dan belajar dari kesalahan, serta dapat menimbulkan perilaku yang mengarah pada narsisme dan megalomania.

Pengertian Self Esteem Menurut Para Ahli

Brandent (2005)

Menurut Brandent, kepercayaan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi tantangan hidup merupakan inti dari penghargaan diri. 

Hal ini mencakup keyakinan bahwa seseorang layak mendapatkan kebahagiaan, merasa bernilai, dan pantas memperjuangkan kebutuhannya serta menikmati hasil kerja keras yang dilakukan.

Tambunan (2001)

Tambunan mengemukakan bahwa penghargaan terhadap diri sendiri tercermin dari cara seseorang menilai dirinya, baik secara positif maupun negatif. 

Sikap ini berhubungan erat dengan pandangan pribadi terhadap diri sendiri dan akan berdampak langsung pada aktivitas dan pengalaman hidup sehari-hari.

Dariuszky (2004)

Dariuszky menjelaskan bahwa penghargaan terhadap diri muncul dari persepsi individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini nantinya memengaruhi tindakan dan sikap dalam kehidupan. 

Seseorang yang memiliki penghargaan diri yang tinggi cenderung lebih menghormati dirinya sendiri serta mampu mengenali dan memperbaiki kekurangan yang ada.

Maslow dalam Alwisol (2002)

Menurut Maslow, penghargaan terhadap diri merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi agar seseorang bisa melangkah ke tahap kebutuhan yang lebih tinggi. 

Maslow membedakan dua bentuk kebutuhan dalam aspek ini, yaitu pengakuan terhadap diri sendiri serta pengakuan yang datang dari lingkungan sosial.

Blascovich dan Tomaka dalam Coetzee (2005)

Blascovich dan Tomaka menyatakan bahwa penghargaan terhadap diri sendiri merupakan bentuk evaluasi atas konsep diri yang mencakup dimensi yang lebih luas. 

Evaluasi ini melibatkan aspek kognitif dan perilaku, termasuk penilaian yang bersifat emosional terhadap diri pribadi.

Ciri-ciri Self Esteem

Ciri-ciri self esteem ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanda dari self esteem yang sehat dan ciri-ciri dari self esteem yang rendah.

Ciri Self Esteem Sehat

  • Mampu menolak permintaan orang lain apabila merasa tidak nyaman atau tidak ingin melakukannya.
  • Tidak terus-menerus terjebak dalam kenangan buruk dari masa lalu.
  • Bisa menyampaikan kebutuhan pribadi secara terbuka.
  • Mampu menerima kelebihan maupun kekurangan diri dengan lapang.
  • Memiliki keyakinan diri yang kuat dalam berbagai situasi.
  • Menunjukkan cara pandang yang optimis terhadap kehidupan.
  • Memberikan apresiasi terhadap diri sendiri.
  • Menunjukkan rasa sayang terhadap diri sendiri.

Ciri Self Esteem Rendah

  • Merasa bahwa orang lain selalu lebih baik dibanding dirinya.
  • Terlalu fokus pada kekurangan diri sendiri.
  • Merasa takut mencoba hal baru karena takut gagal.
  • Merasa tidak nyaman ketika menerima pujian.
  • Cenderung mengabaikan diri sendiri dan lebih mengutamakan orang lain.
  • Sulit menolak permintaan meskipun sebenarnya tidak ingin melakukannya.
  • Kurang memiliki rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri.
  • Sering membandingkan diri dengan orang lain dalam hal kemampuan atau kualitas.

Aspek-aspek dalam Self Esteem

Berikut ini merupakan empat komponen utama dalam konsep harga diri menurut Coopersmith (1967), yang mencakup unsur kekuatan, keberartian, kebajikan, dan kemampuan.

Kekuatan

Kekuatan dimaknai sebagai kapasitas seseorang untuk mengendalikan perilaku pribadinya. Individu yang mampu menunjukkan pengendalian diri secara baik akan mendapatkan pengakuan positif dari lingkungan sosialnya. 

Ketika seseorang mampu mempertahankan perilaku yang sesuai dengan norma dan diterima secara luas, maka reputasinya akan dipandang baik oleh banyak orang di sekitarnya.

Keberartian

Keberartian merujuk pada adanya rasa kepedulian, kasih sayang, ekspresi diri, dan perhatian yang diterima dari lingkungan sekitar. Ini terlihat dari sejauh mana individu mendapatkan penerimaan dan diakui keberadaannya oleh orang lain. 

Biasanya, penerimaan tersebut tercermin dari hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar. 

Oleh karena itu, penting untuk aktif dalam menjalin interaksi sosial serta menunjukkan bahwa diri kita membawa nilai positif bagi orang lain, sehingga lingkungan dapat memandang kita sebagai individu yang menyenangkan dan berkesan.

Kebajikan

Kebajikan berkaitan dengan bagaimana seseorang mematuhi norma-norma moral dan etika yang berlaku. 

Individu yang menjauhkan diri dari perilaku yang tidak pantas serta berpegang teguh pada prinsip moral akan dianggap memiliki sikap positif dan menunjukkan perkembangan harga diri yang sehat. 

Saat seseorang konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, dan keyakinan yang dianut, maka kepercayaan dari orang di sekelilingnya akan meningkat. 

Hal ini menunjukkan bahwa penghargaan terhadap norma sosial dan etika akan mendorong terciptanya penghargaan timbal balik dari masyarakat.

Kemampuan

Kemampuan diartikan sebagai kapasitas seseorang dalam mencapai target atau tujuan yang ingin diraih, meskipun pencapaiannya bisa berbeda-beda tergantung pada tahap usia. 

Pada masa remaja, harga diri cenderung meningkat saat individu mampu memahami dan melaksanakan tanggung jawab yang berkaitan dengan tujuan hidupnya. 

Penelitian menunjukkan bahwa ketika remaja berhasil mengatasi hambatan atau tantangan, mereka akan mengalami peningkatan dalam rasa percaya diri. 

Keberhasilan menghadapi rintangan tersebut juga menjadi tanda bahwa kemampuan berpikir dan penyesuaian diri terhadap lingkungan mulai berkembang, termasuk dalam hal menemukan solusi dan memperbaiki situasi yang mengalami kerusakan dengan cara menyatukan kembali elemen yang sebelumnya terpisah.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Self Esteem

Berikut merupakan beberapa hal yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan rasa percaya diri seseorang:

1. Pandangan dari Orang Lain

Penilaian yang datang dari lingkungan sekitar, seperti sahabat, keluarga, hingga tetangga, bisa berdampak terhadap perkembangan harga diri seseorang. 

Komentar-komentar yang bersifat negatif dari orang-orang di sekitar, termasuk dari pengguna media sosial, bisa menurunkan rasa percaya diri apabila terlalu dipikirkan. 

Biasanya, mereka cenderung menyoroti kelemahan yang dimiliki, yang pada akhirnya bisa memengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri. Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting untuk bersikap selektif dalam menyaring kritik. 

Pilihlah masukan yang membangun agar bisa digunakan sebagai bahan introspeksi diri, dan abaikan komentar yang hanya berisi hinaan atau cercaan tanpa dasar. 

Fokuslah pada pertumbuhan pribadi dan jangan biarkan opini negatif mengendalikan persepsi terhadap diri sendiri.

2. Pola Pikir Pribadi

Selain dari faktor eksternal, pikiran yang muncul dari dalam diri juga memiliki peran besar dalam membentuk harga diri. 

Ucapan yang ditujukan pada diri sendiri bisa tertanam kuat dalam pikiran dan menjadi semacam kepercayaan yang memengaruhi tindakan selanjutnya. 

Ketika seseorang mengalami tekanan mental atau stres, penting untuk menghindari kalimat-kalimat pesimis seperti, “Saya tidak mampu,” atau “Saya pasti gagal.” 

Ungkapan-ungkapan semacam ini dapat menurunkan motivasi dan semakin memperkuat perasaan tidak mampu. 

Sebaliknya, usahakan untuk membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat positif yang mendukung semangat dan rasa percaya diri. 

Pikiran yang optimis bisa menjadi pendorong untuk bangkit dan membantu membangun kembali keyakinan terhadap potensi diri.

3. Pengembangan Keterampilan

Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang juga dapat menjadi penopang utama dalam meningkatkan harga diri. Semakin banyak keterampilan yang berhasil dikuasai, semakin kuat pula kepercayaan pada diri sendiri. 

Namun, jika mengalami kegagalan dalam proses belajar, sebaiknya jangan langsung menyalahkan diri ataupun membandingkan pencapaian dengan orang lain. Setiap individu memiliki kecepatan dan cara belajar yang berbeda. 

Fokuslah pada eksplorasi potensi diri, dan berikan waktu untuk terus berlatih serta berkembang. Cobalah menekuni aktivitas yang bermanfaat seperti seni, musik, olahraga, atau keterampilan lain yang sesuai dengan minat pribadi. 

Keberhasilan dalam mencoba hal baru bisa memberi rasa bangga dan kepuasan terhadap diri sendiri. Meski begitu, tetap penting untuk memperhatikan kondisi mental dan fisik. 

Saat merasa lelah atau terlalu banyak tekanan, beristirahatlah sejenak sebelum melanjutkan proses pembelajaran agar tetap berada dalam suasana yang positif dan mendukung perkembangan harga diri.

4. Pengaruh Pola Asuh di Masa Kanak-Kanak

Salah satu faktor yang dapat membentuk tingkat kepercayaan diri seseorang berasal dari pola pengasuhan yang diterima saat masih kecil. 

Berdasarkan hasil penelitian, anak yang dibesarkan dengan pendekatan otoriter cenderung mengalami gangguan dalam membangun rasa percaya dirinya, karena pola asuh semacam itu dapat menimbulkan luka psikologis. 

Ketika tumbuh dewasa, individu yang mengalami hal ini sering merasa tidak layak, kurang percaya diri, dan gemar membandingkan dirinya dengan orang lain. Oleh sebab itu, pendekatan dalam mendidik anak sangat penting diperhatikan sejak dini. 

Orang tua sebaiknya memahami bagaimana membangun kepercayaan diri anak agar ketika mereka tumbuh dewasa, mereka memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri. 

Maka dari itu, berikan pola asuh yang penuh kasih sayang, pengertian, dan dukungan emosional. Anak perlu diberikan ruang untuk mengeksplorasi dirinya, bukan justru dibatasi oleh berbagai larangan yang berlebihan. 

Ketika anak merasa didukung dan dipercayai oleh orang tuanya, maka kepercayaan dirinya akan tumbuh seiring waktu dan terbawa hingga dewasa.

5. Tantangan Akibat Keterbatasan Pribadi

Keterbatasan yang dimiliki seseorang, baik dalam bentuk fisik maupun kemampuan tertentu, bisa menjadi hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Tidak jarang, komentar negatif dari lingkungan sekitar yang menyoroti kekurangan tersebut semakin memperburuk kondisi mental seseorang. 

Ketika seseorang terlalu fokus pada kekurangan dirinya, rasa tidak percaya diri pun akan muncul, dan bisa mengarah pada anggapan bahwa dirinya tidak mampu melakukan hal yang dilakukan oleh orang lain. 

Namun, cara pandang semacam ini sebaiknya mulai diubah. Jangan biarkan keterbatasan menjadi alasan untuk menyerah atau merasa lebih rendah. 

Sebaliknya, tunjukkan bahwa kekurangan bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi. Dengan membangun semangat dalam diri dan memperkuat kepercayaan terhadap potensi yang dimiliki, rasa percaya diri akan mulai tumbuh kembali. 

Kuncinya adalah berhenti mendengarkan komentar negatif dari luar, fokus pada diri sendiri, serta berusaha menciptakan pencapaian-pencapaian baru yang membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya.

Cara Meningkatkan Self Esteem

1. Memahami Diri Secara Mendalam

Tidak ada orang lain yang mengenal dirimu sebaik dirimu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk menggali lebih dalam tentang siapa dirimu, mulai dari potensi yang kamu miliki hingga kelemahan yang perlu diperbaiki. 

Luangkan waktu untuk belajar hal-hal baru dan kembangkan kemampuan diri secara aktif. 

Saat kamu sudah mengenali kekuatan serta kelemahanmu, kamu akan lebih mampu mengendalikan diri dan menentukan langkah yang tepat dalam menghadapi berbagai situasi. 

Pemahaman terhadap diri ini akan membantu membangun rasa percaya diri dan menjadikanmu pribadi yang lebih positif serta yakin terhadap kemampuan yang dimiliki.

2. Menghindari Kebiasaan Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Jika kamu merasa kurang atau belum mencapai sesuatu yang diinginkan, evaluasilah dirimu tanpa melibatkan perbandingan dengan orang lain. 

Terlalu sering membandingkan diri hanya akan menurunkan kepercayaan pada kemampuan diri dan memperburuk citra diri. Fokuslah pada proses dan perkembangan pribadi. 

Biarkan pencapaian orang lain menjadi inspirasi, bukan tolok ukur yang menjatuhkan semangat. 

Ketika kamu bisa berkonsentrasi pada pertumbuhan diri sendiri, secara perlahan kamu akan merasakan peningkatan kepercayaan diri serta motivasi untuk terus berkembang. 

Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada meningkatnya harga diri secara keseluruhan.

3. Menentukan Arah dan Tujuan Hidup

Setiap individu memiliki sasaran hidup yang berbeda. Menetapkan tujuan berarti juga merancang langkah-langkah untuk mencapainya. Ketika seseorang memiliki arah hidup yang jelas, semangat untuk berusaha pun akan muncul. 

Rasa antusias dan kepercayaan terhadap diri sendiri yang tumbuh selama proses mencapai tujuan akan memperkuat harga diri. Ketika satu per satu tujuan berhasil diwujudkan, kamu akan merasa bangga terhadap pencapaian tersebut. 

Maka dari itu, penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan sesuai dengan potensi diri. Wujudkan dengan keyakinan dan usaha agar setiap langkah yang kamu ambil dapat membawa perubahan positif bagi perkembangan pribadi.

4. Bangun Hubungan Sosial yang Sehat

Penting untuk menjalin pertemanan dengan orang-orang yang menghargai dan mendorongmu menjadi lebih baik. 

Hindarilah hubungan yang bersifat negatif atau merugikan, karena hal tersebut dapat melemahkan rasa percaya dirimu dan membuatmu lebih mudah terpengaruh oleh komentar buruk dari orang lain. 

Lingkungan pertemanan yang tidak sehat bisa menjadi salah satu penyebab menurunnya harga diri. 

Sebaliknya, berada di sekitar individu yang berpikiran positif akan memberikan pengaruh yang baik, seperti dorongan semangat dan dukungan emosional. 

Dengan berada di lingkungan yang mendukung, kamu akan lebih mudah berkembang dan rasa percaya dirimu pun akan meningkat secara bertahap.

5. Menerima Diri Apa Adanya

Menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan merupakan langkah awal dalam membangun rasa percaya diri. Kekurangan bukanlah penghalang untuk maju, karena setiap individu juga memiliki kelebihan yang bisa dimaksimalkan.

Belajarlah menerima dirimu dengan lapang hati dan terus eksplorasi potensi yang ada. Ketika kamu berhasil menemukan kelebihan yang dimiliki dan menggunakannya untuk menutupi kekurangan, maka kamu akan merasa lebih percaya diri. 

Milikilah motivasi yang kuat dan terus kejar mimpi yang telah kamu tetapkan. Semangat yang konsisten dan sikap positif terhadap diri sendiri akan mendorong peningkatan harga diri dan membantumu mencapai kemajuan yang lebih besar.

6. Menumbuhkan Sikap Positif dalam Kehidupan Sehari-Hari

Memelihara pandangan yang optimis adalah kunci penting dalam mengembangkan harga diri. Seperti dalam pepatah, apa yang kita tanam akan kembali kepada kita. Jika kamu menanamkan kebaikan, maka hasil baik pun akan datang. 

Selalu isi pikiranmu dengan dorongan positif agar aktivitas sehari-hari terasa lebih ringan dan menyenangkan. Orang yang memiliki pola pikir positif cenderung dikelilingi oleh hubungan sosial yang baik pula. 

Maka, biasakanlah untuk menanamkan sikap optimis dalam pikiran dan tindakan. Percayalah bahwa setiap hal baik yang dilakukan akan membawa kebaikan kembali kepadamu. 

Dengan begitu, kamu akan merasakan ketenangan batin dan pertumbuhan dalam kepercayaan diri.

Sebagai penutup, memahami apa itu self esteem membantu kita mengenali nilai diri, membangun kepercayaan, dan mendorong pertumbuhan pribadi untuk menjalani hidup lebih bermakna.

Terkini