Pengertian Bipolar Disorder, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Bru
Rabu, 06 Agustus 2025 | 16:43:01 WIB
pengertian bipolar disorder

Pengertian bipolar disorder adalah kondisi mental yang ditandai perubahan suasana hati yang drastis, dari sangat senang ke sangat sedih.

Kamu mungkin pernah melihat seseorang yang awalnya tampak sangat bahagia, namun tiba-tiba menjadi begitu sedih tanpa alasan yang jelas. Bisa jadi, individu tersebut tengah mengalami bipolar disorder.

Bipolar disorder merupakan kondisi psikologis yang menyebabkan fluktuasi emosi secara drastis dan mendadak. 

Dalam penjelasan ini, akan dibahas secara menyeluruh mengenai definisi bipolar, tanda-tanda atau gejala yang muncul, faktor-faktor penyebabnya, dampak yang mungkin timbul, hingga pendekatan yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi ini. 

Memahami pengertian bipolar disorder secara utuh sangat penting agar kita dapat lebih bijak dalam merespons dan membantu orang-orang yang mengalaminya.

Pengertian Bipolar Disorder

Pengertian bipolar disorder merujuk pada gangguan mental yang memengaruhi kondisi emosi seseorang secara ekstrem. 

Individu yang mengalami kondisi ini bisa mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba, misalnya dari perasaan sangat gembira (fase manik) menjadi perasaan yang sangat terpuruk atau sedih (fase depresi).

Secara umum, gangguan ini juga dapat dijelaskan sebagai kondisi yang mencakup satu atau lebih fase manik dan hipomanik, yang kemudian diikuti oleh fase depresi berat. 

Antara setiap fase tersebut, individu biasanya akan mengalami periode stabil di mana suasana hatinya kembali normal (mengacu pada American Psychology Association, 2000).

Penting untuk memahami bahwa depresi dan gangguan bipolar merupakan dua kondisi mental yang berbeda dan tidak berada dalam kategori yang sama. 

Dengan demikian, gangguan bipolar secara umum bisa dijelaskan sebagai gangguan yang menyebabkan fluktuasi mood secara drastis, dimulai dari fase manik yang berlangsung selama periode tertentu, lalu berganti menjadi fase depresi setelahnya.

Gejala-gejala Bipolar

1. Fase Manik

Tahapan pertama dari gangguan ini dikenal sebagai fase manik. Kondisi ini sering kali disertai dengan gangguan persepsi terhadap realitas sekitar dan dalam banyak kasus memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Fase manik bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan, meskipun umumnya tidak berlangsung lama, namun bisa berakhir secara mendadak dan memiliki durasi yang lebih panjang daripada fase depresi berat. 

Berikut ini beberapa tanda yang biasanya muncul selama fase tersebut:

  • Dorongan seksual yang meningkat
  • Pikiran terasa tidak terhubung dan cepat berubah
  • Merasakan kebahagiaan yang berlebihan dan tidak sesuai konteks
  • Ketidakmampuan menilai risiko secara tepat
  • Tidur menjadi sangat sedikit tanpa merasa lelah karena energi yang tinggi
  • Berbicara dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari biasanya
  • Memiliki dorongan kuat untuk mengerjakan banyak hal sekaligus
  • Menunjukkan sikap sosial yang kurang tepat
  • Rasa percaya diri yang sangat tinggi
  • Energi tubuh meningkat secara drastis
  • Terlalu gembira
  • Sangat mudah tersinggung
  • Penuh semangat dan tenaga
  • Pikiran seakan berpacu dan sulit dikendalikan
  • Melakukan tindakan yang dapat merugikan, seperti pemborosan finansial atau perilaku seksual berisiko tinggi

Seorang pakar bernama Mondimore pada tahun 2006 membagi gejala dalam fase ini menjadi tiga kategori, yaitu:

Tahap Awal

Pada tahap ini terlihat adanya peningkatan aktivitas fisik yang disertai suasana hati ceria, berbicara sangat cepat, mudah tersinggung karena permintaan yang berlebihan, melakukan banyak aktivitas fisik, menjadi sangat terbuka terhadap orang lain, merasa percaya diri secara ekstrem, memiliki ketertarikan besar terhadap aktivitas seksual, kecenderungan merokok, serta perilaku konsumtif yang impulsif.

Tahap Kedua

Fase ini ditandai dengan tekanan dalam berbicara, emosi yang tidak stabil, seperti mudah marah hingga menyerang, bisa sangat senang namun juga bisa berubah drastis menjadi perasaan tidak nyaman dan depresi. 

Orang yang mengalami tahap ini cenderung mudah memicu konflik dan berpikir sangat cepat hingga tidak terstruktur.

Tahap Ketiga

Tahap terakhir menunjukkan perasaan putus asa, hilangnya harapan, perilaku yang tidak lazim, suasana batin yang kacau, pikiran yang tidak logis dan membingungkan, bahkan bisa sampai mengalami halusinasi.

2. Fase Hipomanik

Tahapan berikutnya dikenal sebagai fase hipomanik. Meski intensitas emosinya tidak sebesar fase sebelumnya, namun memiliki kemiripan dalam bentuk rasa gembira yang mendalam.

Gejala awal yang sering terlihat meliputi cara berpikir dan berbicara yang cepat, rasa bahagia yang sangat tinggi, peningkatan energi fisik secara menyeluruh, serta kecenderungan emosi yang mudah tersulut menjadi amarah.

3. Episode Depresi

Tahapan terakhir yang muncul pada gangguan bipolar adalah episode depresi. Fase ini merupakan kondisi yang cukup serius dan dapat menghambat kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Berikut adalah tanda-tanda yang biasanya muncul selama episode depresi:

  • Mengalami delusi atau pikiran yang tidak realistis
  • Merasa sangat sedih secara mendalam
  • Mudah menyerah atau kehilangan harapan
  • Perasaan cemas yang berlebihan
  • Hilangnya minat terhadap aktivitas sehari-hari
  • Kesulitan dalam fokus dan konsentrasi
  • Sering merasa mengantuk
  • Rasa malas yang berlebihan
  • Penurunan nafsu makan
  • Memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup
  • Sulit mengambil keputusan
  • Penurunan energi, seperti merasa lelah atau lambat
  • Gangguan pola tidur, baik sulit tidur atau tidur berlebihan
  • Kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya menyenangkan, seperti hobi atau hubungan intim
  • Mudah gelisah atau mudah marah
  • Suasana hati yang cemas dan kosong
  • Menjauhkan diri dari lingkungan sosial
  • Pikiran negatif terhadap diri sendiri, seperti merasa tidak berharga atau mengkritik diri sendiri secara berlebihan

Penyebab Bipolar

Penyebab gangguan bipolar sampai sekarang masih belum bisa dipastikan secara mutlak. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang diduga kuat menjadi pemicu seseorang mengalami kondisi ini. 

Untuk memahaminya lebih dalam, berikut beberapa faktor yang diyakini berkontribusi dalam memicu gangguan bipolar:

Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang tumbuh dapat menjadi salah satu pemicu munculnya gangguan bipolar. 

Beberapa pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik maupun emosional, perceraian orang tua, atau kehilangan orang yang sangat dicintai sering kali meninggalkan luka mendalam yang berdampak pada kesehatan mental.

Ketidakseimbangan pada Fungsi Otak

Gangguan pada sistem kerja zat kimia otak atau yang disebut neurotransmitter bisa mengganggu kestabilan emosi seseorang. Ketidakseimbangan ini akan menghambat kemampuan tubuh dalam mengatur suasana hati secara normal.

Faktor Keturunan atau Genetik

Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan bipolar, maka kemungkinan besar anggota keluarga lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sama. 

Faktor genetik ini menjadi salah satu elemen penting dalam memahami riwayat gangguan tersebut.

Stres Berkepanjangan

Mengalami tekanan psikologis yang cukup berat bisa menyebabkan berbagai gangguan, termasuk dalam menjalani aktivitas harian. 

Hal ini dapat memicu gangguan pola tidur, suasana hati yang tidak stabil, hingga perasaan putus asa yang terus menerus menghantui.

Trauma di Masa Lalu

Peristiwa traumatis yang dialami sebelumnya juga bisa menjadi salah satu penyebab dari munculnya gangguan bipolar.

Pengalaman pahit seperti kekerasan dalam rumah tangga, kecelakaan serius, hingga pelecehan bisa meninggalkan dampak psikologis jangka panjang.

Kebiasaan Mengonsumsi Zat Berbahaya

Ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang maupun alkohol sangat berpotensi memperburuk kondisi mental seseorang, khususnya bagi mereka yang memiliki gangguan bipolar. 

Penggunaan zat-zat tersebut dalam jangka panjang bisa memperparah gejala hingga sulit dikendalikan.

Setelah mengetahui secara rinci penyebab gangguan bipolar, penting juga untuk memahami apa saja konsekuensi dari kondisi ini terhadap kesehatan mental secara menyeluruh. 

Yuk, lanjutkan membaca agar kamu dapat lebih memahami dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak Bipolar

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi saat seseorang mengalami gangguan bipolar, di antaranya:

Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Semua orang tentu memiliki kekurangan, dan salah satu konsekuensi dari gangguan bipolar adalah kecenderungan untuk menarik diri karena adanya ketidaknyamanan terhadap lingkungan sekitar.

Minimnya keterikatan emosional dalam hubungan sosial serta perasaan sedih atau depresi yang muncul berulang kali bisa memicu rasa keterasingan. 

Apalagi saat menghadapi kegagalan, perasaan terisolasi dan kesulitan untuk berinteraksi pun semakin besar.

Kesulitan Mengendalikan Emosi

Emosi atau ego merupakan bagian dari kesadaran manusia yang berkembang saat berinteraksi dengan orang lain. 

Ketika penderita bipolar tidak mampu mengelola emosinya dengan baik, hal ini bisa berubah sesuai pengalaman sosial yang mereka alami.

Karena itu, penting bagi mereka untuk mendapatkan dorongan positif agar bisa mengembangkan mentalitas yang lebih sehat dan memperbaiki interaksi sosial. 

Jika tidak, pola pikir negatif bisa semakin menguat dan membuat penderita terjebak dalam keterasingan serta kehilangan fungsi sosialnya.

Ketergantungan pada Obat-Obatan

Penggunaan obat dalam penanganan gangguan bipolar sangat beragam tergantung pada kondisi dan jenis gejala yang muncul, seperti fase manik, hipomanik, atau depresi. Pengobatan ini sebaiknya dilakukan dengan pengawasan tenaga medis profesional.

Jika tidak ada lagi gejala yang muncul, sebaiknya hentikan konsumsi obat secara bertahap dan dengan petunjuk dokter agar tidak menimbulkan ketergantungan. 

Sayangnya, beberapa penderita tetap mengonsumsi obat meski gejalanya sudah reda. Konsultasi rutin dengan psikiater sangat penting untuk memastikan jadwal dan dosis obat tetap sesuai agar ketergantungan bisa dihindari.

Risiko Melakukan Percobaan Bunuh Diri

Dampak paling serius dari gangguan bipolar adalah kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, terutama saat fase depresi. Pikiran tentang kematian dan keinginan mengakhiri hidup sering kali muncul.

Berbeda halnya dengan fase manik, di mana energi yang tinggi dan rasa senang berlebihan biasanya mengurangi kemungkinan melakukan hal-hal ekstrem tersebut.

Karena itu, penderita bipolar memerlukan dukungan emosional dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan sahabat. 

Mereka juga perlu diberi rasa percaya dan penghargaan, serta akses terhadap bantuan psikologis agar bisa menjauhkan diri dari pikiran atau niat untuk menyakiti diri sendiri.

Setelah mengetahui dampak-dampak tersebut, kini saatnya kamu memahami bagaimana cara mengatasi gangguan bipolar. Yuk, simak cara-caranya di bawah ini!

Cara Mengatasi Bipolar

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kamu lakukan dalam mengatasi gangguan bipolar, di antaranya:

1. Mengubah Pola Gaya Hidup

Setiap orang tentu memiliki gaya hidup yang berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan dan pengalaman masing-masing. 

Gaya hidup yang kamu jalani sehari-hari bisa memberi dampak baik maupun buruk terhadap kesehatan mental serta lingkungan sekitar.

Pilihan untuk mengubah kebiasaan ada sepenuhnya di tanganmu. Dalam upaya penanganan gangguan bipolar dengan fase manik, salah satu langkah penting adalah menerapkan pola hidup sehat. 

Ini bisa dimulai dari tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, serta aktif bergerak melalui olahraga, yoga, atau aktivitas lain yang kamu sukai.

Menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan narkoba juga penting karena zat-zat tersebut bisa memperparah kondisi mental dan fisikmu.

Cobalah mengelola stres dan gejala depresi dengan kegiatan yang positif seperti relaksasi dan menjaga suasana hati tetap stabil.

Dukungan dari keluarga dan teman dekat juga berperan besar dalam membantu kamu beraktivitas dengan lebih sehat. Jangan ragu untuk rutin berkonsultasi dengan dokter atau psikiater guna mengendalikan gejala yang mungkin kembali muncul.

2. Terapi Obat-Obatan

Biasanya, dokter atau psikiater akan memberikan resep obat untuk menstabilkan suasana hati penderita bipolar. Dalam beberapa kasus, antidepresan juga mungkin diresepkan untuk mengurangi gejala.

Penting untuk memahami bahwa konsumsi obat-obatan ini harus mengikuti anjuran dokter dan dilakukan secara teratur.

Efek dari terapi obat tidak selalu langsung terasa, sehingga kamu perlu bersabar menunggu hasilnya bekerja dengan baik dalam tubuh.

Jika kamu merasakan adanya gejala baru yang mengkhawatirkan atau justru memburuk setelah minum obat, segeralah menghubungi tenaga medis yang menangani untuk mendapatkan tindakan lanjutan.

3. Pengobatan Psikologis

Selain terapi dengan obat-obatan, kamu juga dapat menjalani terapi psikologis untuk membantu mengurangi gejala bipolar. Beberapa bentuk terapi yang disarankan antara lain:

Psychoeducation

Terapi ini memberikan pemahaman mengenai gangguan bipolar, seperti gejala, penyebab, dan cara mengatasinya. 

Edukasi ini bisa membantumu mengenali episode bipolar dan mengetahui tanda-tanda awalnya agar bisa segera menghindari pemicu yang lebih berat.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

CBT atau terapi perilaku kognitif merupakan pendekatan berbasis percakapan yang membantu mengatasi masalah mental melalui perubahan cara berpikir dan bertindak.

Dalam sesi CBT, kamu akan berdiskusi dengan terapis mengenai masalah yang dihadapi, kemudian bersama-sama mengevaluasi gejalanya dan mempelajari cara merespons yang lebih sehat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penutup, pengertian bipolar disorder mencakup kondisi mental yang dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat, terapi medis, dan dukungan emosional yang konsisten.

Terkini