Pengertian teater adalah bentuk seni yang memadukan akting, musik, dan cerita untuk menyampaikan pesan sejak zaman kuno hingga kini.
Dalam dunia seni, teater menjadi salah satu bentuk yang memadukan berbagai unsur, seperti seni peran, musik, tari, dan sastra, sehingga mampu merepresentasikan berbagai aspek kehidupan dari beragam sudut pandang.
Melalui pertunjukan teater, berbagai cerita tentang kehidupan sosial, politik, dan budaya dari masa tertentu dapat dihidupkan kembali di atas panggung.
Tak hanya sebagai hiburan, teater juga menjadi cerminan zaman, menyampaikan nilai-nilai dan kritik terhadap situasi masyarakat pada masa tertentu. Seiring berjalannya waktu, seni teater terus mengalami perkembangan.
Dari akar tradisinya di zaman Yunani Kuno hingga bentuk-bentuk kontemporer yang kita kenal sekarang, teater tetap menjadi media penting dalam kebudayaan manusia.
Untuk lebih memahami sejarah, bentuk, dan ragamnya, penting untuk mendalami lebih lanjut tentang pengertian teater serta kontribusinya dalam dunia seni.
Pengertian Teater
Pengertian teater berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu “theatron,” yang berarti tempat untuk melihat.
Secara umum, teater merupakan bentuk seni pertunjukan di mana para aktor memerankan karakter tertentu dalam sebuah cerita yang dipentaskan di atas panggung.
Teater memiliki peran utama sebagai hiburan, menyajikan berbagai kisah menarik yang mampu memberikan pengalaman menyenangkan bagi penontonnya.
Namun, selain sebagai sarana hiburan, teater juga berfungsi sebagai media penyampai informasi sejarah, kebudayaan, serta nilai-nilai kehidupan yang dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru bagi para penikmatnya.
Beberapa contoh bentuk teater yang bisa dijumpai antara lain Wayang Orang yang berasal dari Indonesia, Kabuki dari Jepang, Opera dari Eropa, dan karya drama Shakespeare yang terkenal dari Inggris.
Definisi Teater Menurut Para Ahli
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “theatron” yang berarti tontonan atau pertunjukan. Dalam pengertian umumnya, teater adalah bentuk seni pertunjukan yang menyajikan kisah nyata kehidupan manusia di atas panggung.
Meski begitu, beberapa tokoh memberikan definisi berbeda terkait maknanya berdasarkan perspektif masing-masing.
Balthazar Vallhagen
Ia menjelaskan bahwa seni pertunjukan ini merupakan cabang dari drama yang menggambarkan beragam karakter atau kepribadian manusia melalui ekspresi gerak yang ditampilkan oleh para pemain.
Moulton
Menurut pandangannya, teater merupakan kisah yang disampaikan melalui aksi atau gerakan. Ia menyebutnya sebagai kehidupan yang dipresentasikan dalam bentuk tindakan.
Anne Civardi
Anne menilai bahwa seni pertunjukan ini adalah bentuk drama yang umumnya menceritakan suatu kisah menggunakan ucapan dan gerakan para aktor di atas panggung.
R.M.A. Harymawan
Sementara itu, Harymawan menyatakan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas seni panggung dan menampilkan akting para pemain dapat dikategorikan sebagai teater.
Secara keseluruhan, meskipun setiap tokoh memiliki sudut pandang yang berbeda, inti dari semua penjelasan tersebut tetap berkisar pada pertunjukan yang menggabungkan aksi, dialog, dan ekspresi untuk menyampaikan cerita kehidupan kepada penonton.
Sejarah Teater
Pada abad ke-5 sebelum masehi, seni pertunjukan ini mulai berkembang di wilayah Yunani, di mana kala itu digunakan sebagai media untuk menyampaikan kisah-kisah keagamaan dan mitologi.
Ketika masuk ke peradaban Romawi, bentuk pertunjukannya berkembang menjadi lebih megah dengan panggung yang lebih besar serta tambahan efek visual yang mengesankan.
Setelah mengalami kemunduran pada masa pertengahan, jenis seni ini kembali menunjukkan eksistensinya di Inggris pada masa kebangkitan budaya Eropa.
Masa ini ditandai dengan munculnya karya-karya terkenal seperti Hamlet dan Romeo and Juliet, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah pertunjukan tersebut.
Memasuki abad ke-20, seni ini terus berkembang dengan lahirnya berbagai aliran baru, termasuk gaya pertunjukan yang menekankan aspek keterasingan dan kritik sosial.
Saat ini, pertunjukan semacam ini tidak hanya terbatas pada panggung formal, tetapi juga ditemukan dalam bentuk interaksi jalanan, kegiatan komunitas, hingga platform berbasis teknologi.
Unsur-unsur Teater
Terdapat sejumlah elemen penting dalam seni teater yang terbagi menjadi dua kategori utama: elemen internal dan eksternal.
1. Elemen Internal
Elemen internal mencakup semua hal yang berhubungan langsung dengan proses pementasan itu sendiri. Tanpa elemen ini, pertunjukan tidak akan dapat terlaksana. Komponen yang termasuk di dalamnya antara lain:
- Teks cerita atau skenario yang menjadi dasar alur pertunjukan.
- Para pemeran yang memerankan tokoh-tokoh dalam cerita.
- Pengarah pertunjukan atau sutradara.
- Perlengkapan pendukung pertunjukan (properti).
- Penataan visual dan ruang panggung.
- Seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam mendukung jalannya pertunjukan, termasuk perias wajah, penata busana, pengatur pencahayaan, serta pengatur suara.
2. Elemen Eksternal
Sementara itu, elemen eksternal berperan dalam mengelola segala kebutuhan yang mendukung keberlangsungan produksi pertunjukan secara keseluruhan. Komponen eksternal terdiri atas:
Tim Produksi
Merupakan sekelompok orang atau individu yang mengatur jalannya proses produksi, mulai dari pemimpin utama hingga seluruh bagian di bawahnya.
Tugas mereka mencakup penetapan personalia, pengelolaan anggaran, penyediaan fasilitas, dan penyusunan program kerja.
Sutradara
Berfungsi sebagai pengarah utama jalannya pertunjukan berdasarkan skenario. Ia juga bertanggung jawab sebagai koordinator keseluruhan kegiatan pementasan, mulai dari seleksi aktor hingga pengawasan aspek visual seperti tata rias dan rancangan panggung.
Manajer Panggung (Stage Manager)
Bertugas mengatur dan mengawasi segala sesuatu yang terjadi di panggung serta mendampingi sutradara dalam teknis pelaksanaan.
Perancang Visual (Desainer)
Berperan dalam menyiapkan elemen visual, termasuk penataan latar, pemilihan properti, desain kostum, pencahayaan, dan peralatan pendukung lainnya seperti sistem audio.
Tim Teknis (Crew)
Merupakan pelaksana dari masing-masing bagian teknis yang berada di bawah arahan desainer, seperti pengelola panggung, petugas tata cahaya, penanggung jawab perlengkapan, serta pengatur tata musik.
Jenis-jenis Teater
Pertunjukan teater memiliki beragam bentuk yang masing-masing menampilkan ciri khas dan pendekatan artistik yang berbeda. Secara umum, terdapat lima kategori utama yang dapat ditemukan:
1. Pertunjukan Menggunakan Boneka
Jenis pertama menggunakan boneka sebagai media penceritaan. Biasanya digunakan untuk mengangkat cerita bernuansa keagamaan atau legenda. Bentuknya pun beragam, antara lain:
- Boneka yang dimainkan dengan tangan dimasukkan ke dalamnya.
- Boneka tongkat, digerakkan menggunakan tongkat yang dipegang dari bagian bawah.
- Boneka tali, dikendalikan dengan kayu bersilang yang menghubungkan tali-tali penggerak.
2. Pertunjukan Berbasis Drama
Bentuk ini menekankan pada pengembangan karakter dan latar cerita yang kompleks. Penampilan para pemeran sangat penting, terutama dalam menampilkan perkembangan psikologis karakter yang diperankan.
Setiap adegan disusun secara mendetail dan menyatu dalam alur cerita yang utuh, serta melibatkan emosi dan konflik yang intens.
3. Pertunjukan Berbasis Gerakan
Jenis ini menitikberatkan pada ekspresi tubuh dan wajah pemain tanpa banyak atau bahkan tanpa dialog sama sekali.
Yang paling dikenal dalam bentuk ini adalah pantomim, sebuah bentuk pertunjukan tanpa suara di mana setiap makna disampaikan melalui gerakan dan mimik.
Fokus utamanya terletak pada kemampuan tubuh menyampaikan pesan dan cerita secara visual.
4. Pertunjukan Puisi yang Diperankan
Di sini, karya puisi tidak hanya dibacakan tetapi juga diperankan di atas panggung. Elemen estetika puisi menjadi dasar penyusunan pertunjukan ini.
Setiap gerakan, posisi di panggung (blocking), hingga pengaturan tata panggung disesuaikan untuk memperkuat makna yang terkandung dalam puisi.
5. Drama yang Menggabungkan Musik dan Tari
Dalam jenis ini, musik, gerakan tari, dan akting berpadu menjadi satu kesatuan yang harmonis. Penekanan lebih diberikan pada aspek musikal dan koreografi daripada pada penggunaan dialog.
Penilaian terhadap kualitas pemain mencakup kemampuan mereka menyampaikan karakter lewat lagu dan tarian, bukan sekadar dari ucapan atau ekspresi verbal.
Pertunjukan teater juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usul dan bentuk penyajiannya, yaitu:
Bentuk Pertunjukan Tradisional
Pertunjukan tradisional di Indonesia kerap disebut sebagai pertunjukan daerah. Ciri khasnya adalah cerita yang diangkat bersumber dari budaya lokal dan disampaikan secara spontan tanpa naskah tetap.
Beberapa contohnya meliputi wayang kulit, topeng Cirebon, longser, reog, ludruk, ketoprak, wayang orang, angklung badut, dan lain-lain. Setiap wilayah di Indonesia memiliki bentuk pertunjukan khasnya masing-masing.
Bentuk Pertunjukan Modern
Jenis modern mengandalkan naskah sebagai acuan utama dalam penyampaian cerita. Inspirasi ceritanya sering kali berasal dari kehidupan sehari-hari maupun karya sastra. Akar keilmuan pertunjukan ini biasanya berasal dari budaya Barat.
Contoh-contohnya mencakup pementasan drama, produksi film, sinetron, dan berbagai bentuk teater kontemporer.
Fungsi Seni Teater
Tak hanya mengenali karakteristik dari seni teater, kamu juga perlu memahami apa saja fungsi yang dimiliki oleh seni ini, yaitu:
Sebagai Sarana Hiburan
Ketika difungsikan sebagai media untuk menghibur, sebuah pementasan teater harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin sebelum ditampilkan. Tujuannya agar para penonton bisa merasakan kepuasan dan menikmati pertunjukan yang disajikan.
Sebagai Alat Edukasi
Seni teater bersifat kolektif karena tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Diperlukan kerja sama antarindividu dalam tim untuk mewujudkannya.
Saat teater dipertunjukkan, harapannya pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dan para aktor bisa terserap dengan baik oleh para penonton.
Melalui pertunjukan ini, masyarakat umumnya lebih mudah memahami nilai-nilai moral dan kehidupan, dibandingkan hanya membaca kisahnya dari tulisan.
Sebagai Bagian dari Upacara
Pada awal kemunculannya, teater dijadikan sebagai bagian dari upacara persembahan kepada dewa Dyonesos serta perayaan bagi dewa Apollo.
Teater jenis ini tidak dirancang untuk dinikmati oleh penonton dalam arti umum, sebab mereka yang hadir adalah bagian dari peserta ritual itu sendiri.
Di Indonesia, bentuk seni pertunjukan yang digunakan dalam upacara ini dikenal dengan sebutan teater tradisional.
Sebagai Wadah Ekspresi Diri
Teater adalah salah satu bentuk seni yang menitikberatkan pada aksi dan dialog sebagai medianya.
Berbeda dengan seni musik yang mengutamakan suara atau seni tari yang berfokus pada gerakan dan ritme, teater menyalurkan ekspresi artistik melalui gerak tubuh dan ucapan.
Dalam prosesnya, para pelaku seni teater menuangkan ekspresi mereka lewat peran yang dimainkan.
Sebagai penutup, pengertian teater mencakup seni pertunjukan yang menyatukan ekspresi, cerita, dan emosi untuk disampaikan melalui aksi langsung di hadapan penonton.