Total 34 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk Teridentifikasi, Ini Datanya

Rabu, 08 Oktober 2025 | 13:06:55 WIB
Total 34 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk Teridentifikasi, Ini Datanya

JAKARTA - Upaya tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur dalam mengungkap identitas para korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus menunjukkan perkembangan signifikan. Dari puluhan kantong jenazah yang dikirimkan, sebanyak 34 jasad telah berhasil diidentifikasi hingga Selasa, 7 Oktober 2025.

Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Khusnan Marzuki, menyampaikan perkembangan tersebut dalam keterangan di RS Bhayangkara Surabaya. Ia menjelaskan bahwa proses identifikasi dilakukan dengan menggabungkan berbagai metode ilmiah, termasuk pemeriksaan medis dan tes DNA.

“Tim DVI Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi 17 jenazah dari 18 kantong jenazah yang dikirimkan ke RS Bhayangkara Surabaya,” ujar Khusnan, dikutip Antara, Selasa, 7 Oktober 2025.

Salah satu proses identifikasi bahkan mengungkap bahwa dua kantong jenazah ternyata milik satu orang korban. Setelah melalui rangkaian tes forensik, DNA, dan pencocokan antemortem-postmortem, jenazah tersebut teridentifikasi atas nama Moh. Ali Sirojuddin, laki-laki berusia 13 tahun.

“Jadi, satu tubuh setelah tes DNA serta pemeriksaan medis. Kami gabungkan antara pemeriksaan medis dan DNA, hasilnya satu orang dari dua kantong jenazah,” imbuh Khusnan.

Proses Identifikasi Terus Berjalan

Hingga hari ini, tim gabungan DVI telah mengidentifikasi total 34 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima dari lokasi kejadian. Proses identifikasi terus berlangsung dengan memperdalam data antemortem—informasi yang diperoleh dari keluarga korban sebelum meninggal—dan postmortem, yaitu pemeriksaan setelah korban meninggal dunia.

Khusnan menegaskan bahwa proses ini memerlukan ketelitian tinggi dan waktu, mengingat banyak korban dalam kondisi rusak berat akibat runtuhan bangunan.

Sebelumnya, tim juga telah mengidentifikasi 17 jasad korban pada Senin, 6 Okotober 2025. Identifikasi ini sangat penting agar jenazah dapat segera diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan dengan layak.

Deretan Nama Korban yang Telah Teridentifikasi

Berikut daftar 34 korban yang telah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI:

Muhammad Anas Fahmi (15), Bangkalan

Muhammad Reza Syfai Akbar (14), Surabaya

Afifuddin Zarkasi (13), Surabaya

Moh. Rizki Maulana Saputra (16), Sidoarjo

Moh. Ubaidillah (17), Bangkalan

Virgiawan Narendra Sugiarto (16), Lamongan

Moh. Ali Sirojuddin (13), Surabaya

Muhammad Azam Habibi (14), Surabaya

M. Maulidi Hasany Kamil (16), Bangkalan

Ahmad Fatoni Abil Falah (17), Bangkalan

M. Azzan Albi Alfa Iman (17), Bangkalan

Khoirul Mutaqin (18), Kediri

Farhan (17), Surabaya

Syafiuddin (15), Sampang

Achmad Ghiffary Haekal Nur (17), Gresik

Muhammad Ubay Dillah (15), Kalimantan Barat

Achmad Alby Fahri (13), Surabaya

Maulana Alfan Ibrahimavic, Surabaya

Muhammad Soleh, Bangka Belitung

Muhammad Mashudulhaq, Surabaya

Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, Surabaya

M. Agus Ubaidillah, Surabaya

Firman Noor, Surabaya

M Azka Ibadurrahman, Surabaya

Daul Milal, Surabaya

Nurudin, Bangkalan

Ahmad Rijalul Haq, Surabaya

Moh. Royhan Mustofa, Bangkalan

Abdul Fattah, Sampang

Wasiur Rohib, Surabaya

Mohammad Aziz Pratama Yudistira, Bekasi

Moh. Dafin, Semarang

M. Ali Rahbini, Sampang

Sulaiman Hadi, Bangkalan

Duka Mendalam dan Desakan Penegakan Hukum

Identifikasi para korban ini menjadi bagian penting dari penanganan tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny yang terjadi pekan lalu. Peristiwa ini tidak hanya menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menimbulkan desakan kuat dari masyarakat agar penyebab insiden ini diusut tuntas.

Salah satu keluarga korban menyatakan harapannya agar proses hukum dapat berjalan transparan dan tidak tebang pilih.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan. Jangan ada yang ditutupi. Anak kami tidak akan kembali, tapi setidaknya kejadian seperti ini jangan terulang,” ujar salah satu keluarga korban.

Pemerintah dan Polisi Fokus pada Penanganan Korban

Sementara itu, aparat kepolisian bersama pemerintah daerah terus berfokus pada proses evakuasi, identifikasi, dan pendampingan keluarga korban. Proses ini dilakukan paralel dengan penyelidikan penyebab ambruknya bangunan ponpes.

Hingga saat ini, DVI masih melanjutkan identifikasi terhadap puluhan kantong jenazah yang belum terungkap identitasnya, dengan dukungan penuh dari RS Bhayangkara Surabaya, RS Siti Hajar Sidoarjo, dan RSUD R.T. Notopuro.

Masyarakat yang kehilangan anggota keluarga juga diminta untuk melapor dan memberikan data antemortem seperti ciri fisik, gigi, pakaian terakhir, atau dokumen medis, guna mempercepat proses identifikasi.

Catatan Penting Soal Izin Bangunan Ponpes

Tragedi ini turut membuka diskursus publik tentang legalitas bangunan pondok pesantren di Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebelumnya menyebutkan, hanya 51 pondok pesantren di Indonesia yang memiliki izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Fakta ini menyoroti pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keamanan bangunan pendidikan.

Tragedi yang Tak Boleh Terulang

Proses identifikasi para korban Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat keras tentang pentingnya aspek keselamatan dalam infrastruktur pendidikan. Banyak korban adalah santri remaja berusia belasan tahun yang sedang menuntut ilmu.

Meski identitas puluhan korban sudah terungkap, duka keluarga korban dan masyarakat luas belum benar-benar usai. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam, sekaligus menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk mendorong perubahan nyata dalam aspek keamanan bangunan lembaga pendidikan.

Terkini