JAKARTA - KE-03 dilengkapi dengan kamera gimbal 4K, sensor termal, serta lampu LED, memungkinkan inspeksi berjalan optimal meskipun di lingkungan minim cahaya. Penggunaan sensor termal juga memungkinkan pendeteksian panas atau kerusakan pada permukaan pipa yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
“Drone ini dirancang untuk inspeksi pipa berdiameter 30 cm dan gorong-gorong yang tidak terjangkau sinyal GPS. Hal ini menjadikannya solusi praktis untuk industri yang membutuhkan teknologi inspeksi aman dan efisien,” tambah Yazdi.
Kolaborasi Kampus dan Industri
Pengembangan ZEKE-03 merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dengan PT Terra Drone Indonesia melalui program Kedai Reka Matching Fund 2024. Sinergi ini menjadi contoh bagaimana penelitian kampus bisa langsung diaplikasikan dalam kebutuhan industri, sekaligus mendorong hilirisasi hasil riset.
Dalam hal produksi, seluruh struktur utama drone dibuat menggunakan teknologi 3D printing yang dikembangkan sendiri di laboratorium ITB. Sistem kontrol terintegrasi juga dikembangkan mandiri oleh tim peneliti, memastikan bahwa ZEKE-03 benar-benar menjadi produk lokal unggulan.
PT Terra Drone Indonesia berperan sebagai mitra strategis, menjembatani kebutuhan pasar dengan kemampuan teknis drone. Rencana produksi massal pun sudah disiapkan bekerja sama dengan mitra manufaktur lokal, termasuk PT Iter Aero.
Durasi Terbang dan Pengembangan Selanjutnya
Saat ini, ZEKE-03 mampu terbang selama 7–8 menit. Tim peneliti berencana meningkatkan kapasitas baterai sehingga durasi terbang bisa mencapai 12 menit di versi berikutnya. Peningkatan ini akan memperluas jangkauan operasional drone, membuatnya lebih efektif untuk inspeksi industri yang memerlukan waktu lebih lama.
“Kami harap ZEKE-03 dapat memperkuat kemandirian teknologi drone nasional dan menjadi produk unggulan untuk pasar dalam dan luar negeri,” ujar Yazdi.
Pameran di Innovibes Vol. 1
ZEKE-03 juga turut dipamerkan dalam acara Innovibes Vol. 1 yang bertema Teknologi Cerdas dan Konektivitas Digital, digelar di ITB Innovation Park, kawasan Summarecon Bandung. Acara ini menjadi open house pertama yang menampilkan hasil inovasi kolaboratif ITB bersama industri dan pemerintah daerah.
Melalui pameran ini, pengunjung bisa melihat langsung kemampuan drone dalam simulasi inspeksi ruang sempit. Tim peneliti menjelaskan fungsi tiap fitur, termasuk kamera 4K, sensor termal, dan sistem lampu LED, serta demonstrasi pergerakan drone di permukaan vertikal.
ZEKE-03: Solusi Drone Lokal yang Kompetitif
Kehadiran ZEKE-03 menunjukkan bahwa industri teknologi drone di Indonesia mulai mampu bersaing dengan produk impor. Dengan biaya lebih terjangkau dan kemampuan adaptasi yang tinggi, drone ini potensial digunakan tidak hanya oleh perusahaan industri, tetapi juga sektor infrastruktur, pertambangan, hingga pemerintah daerah.
“Selain efisien, ZEKE-03 juga aman untuk digunakan di ruang sempit, mengurangi risiko bagi pekerja yang biasanya harus melakukan inspeksi manual di lokasi berbahaya,” ujar Yazdi.
Masa Depan Drone Lokal
Pengembangan ZEKE-03 membuka peluang besar bagi kemandirian teknologi nasional. Dengan fokus pada riset, produksi lokal, dan kolaborasi dengan industri, ITB berharap inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tetapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
Bagi industri, ZEKE-03 diharapkan menjadi alat inspeksi yang mampu menekan biaya operasional, mempercepat waktu kerja, dan meningkatkan akurasi deteksi kerusakan. Sementara bagi dunia akademik, proyek ini menjadi bukti nyata bagaimana riset kampus bisa diterjemahkan menjadi produk komersial yang bernilai tinggi.
Dengan kombinasi kemampuan teknis, durabilitas, dan harga bersaing, ZEKE-03 diyakini menjadi salah satu solusi drone lokal terdepan untuk inspeksi di ruang sempit, sekaligus menandai era baru inovasi teknologi dalam negeri yang siap menghadapi tantangan industri modern.