JAKARTA - Transformasi Desa Budo di Kabupaten Minahasa Utara menjadi desa wisata berdaya saing tinggi terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Upaya ini menjadi nyata dengan adanya kolaborasi strategis antara Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sinar Usaha Budo dan Politeknik Negeri Manado. Sinergi ini bertujuan untuk memajukan sektor pariwisata desa melalui pelatihan keterampilan serta pengembangan destinasi wisata yang tidak hanya memukau tetapi juga edukatif.
Steviandy Rumonda, Direktur Utama Bumdes Sinar Usaha Budo, mengungkapkan bahwa untuk menjadikan Desa Budo sebagai salah satu destinasi wisata favorit, diperlukan upaya keras dan kolaborasi yang solid antara pengelola, masyarakat, serta pemerintah setempat. "Keberhasilan pengembangan Desa Budo ini bukan hanya hasil kerja satu pihak. Kami mengandalkan kekompakan antara pengelola, dukungan masyarakat, dan fasilitasi dari pemerintah. Ditambah dengan bantuan tenaga ahli dari Politeknik Manado, peluang menjadikan desa ini sukses dalam pariwisata semakin terbuka lebar," jelas Steviandy.
Dalam kolaborasinya dengan Politeknik Negeri Manado, khususnya Jurusan Pariwisata, Bumdes Budo fokus pada pelatihan keterampilan yang esensial bagi pengurus Bumdes dan generasi muda desa. Pelatihan ini mencakup kemampuan komunikasi efektif, teknik menjamu tamu, hingga manajemen pariwisata yang baik. "Kami ingin memastikan bahwa setiap individu yang terlibat dalam pengoperasian pariwisata desa dapat memberikan pelayanan terbaik sehingga memberikan pengalaman memukau bagi wisatawan," tambah Steviandy.
Desa Wisata Budo sendiri dikenal tidak hanya karena keindahan panorama lautnya yang memesona, namun juga sejumlah fasilitas edukatif yang disediakan bagi para pengunjung. Salah satu fasilitas andalan yang mendapat perhatian adalah perpustakaan desa yang terletak di kawasan wisata. Keberadaan perpustakaan ini memungkinkan wisatawan tidak hanya menikmati pesona alam tapi juga memperluas wawasan mengenai dunia pariwisata dan kearifan lokal. "Dengan adanya perpustakaan, kami berusaha memberikan nilai tambah kepada wisatawan. Mereka bisa belajar lebih banyak tentang budaya dan potensi lokal kami," ungkap Steviandy.
Dukungan dari lembaga pendidikan seperti Politeknik Negeri Manado juga dinilai sangat krusial dalam inisiatif ini. Kepala Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Manado, Dr. Maria Sondakh, menyatakan, "Kolaborasi dengan Bumdes Budo adalah langkah nyata dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan pariwisata langsung ke praktik lapangan. Kami berharap bisa membantu meningkatkan profesionalisme pelayanan pariwisata dan sustainable tourism di Desa Budo."
Melalui kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, Desa Budo berharap untuk tidak hanya menjadi tujuan wisata favorit, tetapi juga model pemberdayaan masyarakat melalui sektor pariwisata. Keberhasilan ini diharapkan akan menciptakan efek domino, menginspirasi desa-desa lain di Minahasa Utara dan sekitarnya untuk mengambil langkah serupa. "Kami optimis, dengan semangat gotong-royong dan dedikasi yang tinggi, Desa Budo akan menjadi contoh desa wisata yang membanggakan, baik di tingkat nasional maupun internasional," tutup Steviandy.
Dengan adanya upaya sinergis ini, Desa Budo diharapkan mampu memberikan dampak positif, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya bagi masyarakat setempat. Prestasi ini sekaligus menjadi batu loncatan untuk masa depan yang lebih cerah bagi pariwisata lokal di Indonesia.