Presiden Prancis Emmanuel Macron Luncurkan Dana Investasi 109 Miliar Euro untuk Pengembangan Kecerdasan Buata

Selasa, 11 Februari 2025 | 13:13:24 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron Luncurkan Dana Investasi 109 Miliar Euro untuk Pengembangan Kecerdasan Buata

JAKARTA - Kehadiran kecerdasan buatan (AI) dalam peta teknologi dunia semakin menunjukkan perannya yang signifikan. Dalam upaya menempatkan Prancis sebagai pemimpin global di bidang ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan komitmen pemerintahnya untuk mengucurkan investasi sebesar 109 miliar euro guna mendorong pengembangan AI. Langkah ini diumumkan Presiden Macron saat menyampaikan pidatonya pada penutupan hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AI Action Summit di Grand Palais, Paris, Senin, 10 Februari 2025.

"Dengan investasi ini, Prancis menegaskan dirinya berada di garis depan dalam era baru teknologi kecerdasan buatan yang tidak hanya mengandalkan penguasaan teknologi, tetapi juga mengedepankan sumber daya energi rendah emisi karbon," ungkap Macron dalam pidatonya.

Dukungan Prancis terhadap energi ramah lingkungan ini sejalan dengan status negara tersebut sebagai salah satu penghasil listrik tenaga nuklir terbesar di dunia. Sekitar 95 persen dari produksi listrik Prancis berasal dari tenaga nuklir, memungkinkan Prancis untuk membangun pusat data dan mendukung pengembangan teknologi AI tanpa ketergantungan pada minyak dan gas bumi.

Langkah Prancis ini mendapat perhatian internasional, terutama mengingat langkah serupa yang diambil oleh Amerika Serikat. Sebelumnya, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengumumkan investasi sebesar US$ 500 miliar untuk teknologi AI. Menanggapi hal ini, Macron menegaskan bahwa investasi besar dari Prancis ini adalah jawaban dan langkah strategis untuk berkompetisi secara global. "Dengan dana sebesar ini, kami kembali ke dalam kompetisi teknologi AI global yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia," tambah Macron.

Tidak hanya investasi finansial, Presiden Macron juga mengumumkan rencana untuk menyediakan 35 lokasi yang siap digunakan untuk pembangunan pusat data raksasa. Fasilitas ini akan dirancang khusus untuk memfasilitasi pelatihan model-model AI terbaru. Selain itu, pemerintah Prancis juga berkomitmen untuk meningkatkan jumlah tenaga ahli di bidang AI dengan melatih lebih banyak insinyur lokal.

KTT AI Action Summit yang berlangsung dua hari ini menjadi ajang penting bagi para pemimpin dunia untuk memperkuat kerja sama dan mencapai kesepakatan global terkait pengembangan AI. Pada hari kedua, konferensi ini dijadwalkan menghadirkan diskusi yang dihadiri oleh pemimpin dari berbagai negara, antara lain Perdana Menteri India Narendra Modi, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, Wakil Perdana Menteri Cina Zhang Guoqing, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Tidak ketinggalan, para tokoh utama dari industri teknologi, seperti pendiri Mistral AI Arthur Mensch, CEO Alphabet Sundar Pichai, dan CEO OpenAI Sam Altman, juga turut hadir.

Kehadiran para pemimpin dunia dan tokoh industri ini menunjukkan pentingnya isu pengembangan AI yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Meningkatkan kualitas SDM, memperluas infrastruktur digital, serta membangun kesepakatan internasional menjadi kunci utama dalam memastikan teknologi AI dapat dimanfaatkan bagi kebaikan bersama.

Dengan langkah ambisius ini, Prancis berpotensi menjadi pusat inovasi AI di Eropa dan dunia. Namun, tantangan besar tetap dihadapi, yakni bagaimana memastikan teknologi AI tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjamin aspek-aspek etis dan keamanan dalam penggunaannya.

Presiden Macron secara tegas menyampaikan bahwa Prancis menginginkan penggunaan kecerdasan buatan yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. "Kami berkomitmen bahwa pengembangan AI harus selalu berorientasi pada kemanusiaan dan memperhatikan tanggung jawab sosial," tegasnya.

Di tengah persaingan global yang semakin ketat dalam pengembangan AI, langkah Prancis ini menandai awal baru bagi era teknologi yang lebih canggih, ramah lingkungan, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan inisiatif ini tidak hanya membutuhkan dukungan finansial tetapi juga kebijakan yang jelas dan kerja sama internasional yang kuat.

Terkini