Prospek Cerah Sektor Kesehatan di Tengah Perubahan Tarif dan Skema JKN

Jumat, 21 Februari 2025 | 13:24:58 WIB
Prospek Cerah Sektor Kesehatan di Tengah Perubahan Tarif dan Skema JKN

JAKARTA – Sektor kesehatan Indonesia diprediksi akan mengalami perubahan signifikan dengan pengenalan sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang akan diberlakukan pada Juni 2025 dan perubahan skema tarif iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kebijakan baru ini diharapkan memiliki dampak besar pada pendapatan rumah sakit dan layanan kesehatan di tanah air.

Menurut keterangan yang diberikan oleh para analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Muthia Sofi, sistem KRIS bersama dengan skema Coordination of Benefits (CoB) yang dirumuskan pemerintah, memberikan peluang besar untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit. "Namun, terdapat risiko terkait eksekusi kebijakan ini," kata Ismail dan Wilastita dalam laporan terbaru mereka.

Pemerintah Indonesia juga tengah mempersiapkan perubahan pada skema pembayaran JKN ke rumah sakit, dari yang sebelumnya menggunakan sistem INA-CBG (Indonesian Case-Based Groups) menuju iDRG (Indonesian Diagnoses Related Group). Menurut Kementerian Kesehatan, perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan dengan lebih detail dan akurat sesuai karakteristik kasus pasien dan biaya kesehatan di Indonesia.

"Skema iDRG akan mendukung penyediaan layanan kesehatan yang lebih rinci dan akan disesuaikan dengan karakteristik kasus pasien serta kondisi biaya kesehatan di Indonesia," demikian penjelasan dari pihak Kementerian Kesehatan.

Melihat dinamika ini, BRI Danareksa Sekuritas memutuskan untuk mempertahankan peringkat overweight pada sektor kesehatan karena profitabilitas rumah sakit di Indonesia diprediksi terus meningkat, meskipun pasar masih dianggap belum cukup terlayani sepenuhnya. "Karena profitabilitas rumah sakit di Indonesia terus meningkat dalam pasar yang belum cukup terlayani," tegas Ismail dan Wilastita.

Perubahan kebijakan ini tidak hanya berdampak pada pengelolaan rumah sakit tetapi juga memberikan efek pada saham perusahaan-perusahaan sektor kesehatan. Beberapa emiten utama yang menjadi perhatian BRI Danareksa adalah PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).

Saham dari ketiga perusahaan tersebut mendapat rekomendasi BUY dari BRI Danareksa Sekuritas. Target harga yang dipatok adalah Rp3.400 untuk MIKA, Rp3.300 untuk SILO, dan Rp2.000 untuk HEAL. Analis optimis bahwa emiten-emiten ini akan merasakan dampak positif dari perubahan kebijakan ini jika dieksekusi dengan baik.

Dalam konteks yang lebih luas, perubahan ini diharapkan dapat memperbaiki sistem layanan kesehatan Indonesia secara keseluruhan, menjadikannya lebih efisien dan berkualitas. Namun, pelaksanaannya memerlukan strategi yang matang serta kolaborasi dari berbagai pihak terkait.

Para pakar menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengawal implementasi kebijakan tersebut agar dapat berjalan dengan tuntas dan tepat sasaran, mengingat sektor kesehatan memegang peranan vital dalam memastikan kesejahteraan masyarakat.

Prospek gemilang sektor kesehatan ini juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus bergerak positif. "Dengan ekonomi yang terus tumbuh, diikuti dengan perbaikan sistem kesehatan, ini saat yang tepat bagi investor untuk meningkatkan portofolio mereka di sektor kesehatan," tambah analis.

Kesimpulannya, perubahan tarif dan skema JKN ini menawarkan kesempatan bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas layanan dan keuntungannya. Meski ada tantangan dalam pelaksanaannya, prospek cerah sektor kesehatan ini menarik perhatian investor untuk mengambil bagian dalam peluang peningkatan bisnis kesehatan di Indonesia.

Terkini