Garuda Indonesia Rencanakan Tambah 100 Armada pada 2025, Hadapi Tantangan Nilai Tukar Rupiah

Selasa, 08 April 2025 | 10:10:43 WIB
Garuda Indonesia Rencanakan Tambah 100 Armada pada 2025, Hadapi Tantangan Nilai Tukar Rupiah

JAKARTA – Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, mengumumkan rencana ekspansi armada dengan target mencapai 100 pesawat pada akhir 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat kapasitas produksi seiring dengan pemulihan industri penerbangan yang terus berlangsung. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengungkapkan bahwa pengadaan pesawat baru akan dilakukan secara bertahap untuk mendukung peningkatan permintaan pasar yang semakin positif.

"Kami proyeksikan sampai akhir 2025 Garuda Indonesia akan memiliki sekitar 100 armada," kata Wamildan.

Rencana ekspansi ini juga diharapkan dapat mendongkrak kinerja operasional Garuda Indonesia, dengan menambah kapasitas angkut penumpang dan meningkatkan frekuensi penerbangan. Namun, meskipun optimisme tumbuh di pasar, Garuda Indonesia tetap harus mewaspadai tantangan yang muncul akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang berpotensi mempengaruhi biaya operasional, terutama dalam hal biaya sewa pesawat.

Menghadapi Tekanan Nilai Tukar Rupiah

Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Garuda Indonesia dalam ekspansi armadanya adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebagian besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan pesawat dan pemeliharaan armada, terutama biaya sewa pesawat, dihitung dalam mata uang dolar AS.

“Kami harus hati-hati terkait kondisi nilai tukar rupiah, karena itu sangat mempengaruhi biaya sewa pesawat. Ini menjadi perhatian utama bagi kami, terutama ketika terjadi fluktuasi yang cukup signifikan,” jelas Wamildan.

Rata-rata biaya sewa untuk satu pesawat yang disewa oleh Garuda Indonesia per bulan diperkirakan sekitar USD 300.000. Garuda Indonesia pun tengah mengkaji berbagai opsi untuk mengatasi tekanan ini, dengan mempertimbangkan skema penyewaan pesawat yang fleksibel, baik melalui penyewaan penuh dengan kru (wet lease/ACMI) maupun penyewaan tanpa kru (dry lease).

Penambahan Armada Secara Bertahap

Dalam rangka mencapai target 100 armada pada 2025, Garuda Indonesia telah memulai penambahan pesawat sejak akhir 2024. Maskapai ini menambah dua unit pesawat Boeing 737-800NG dengan kode registrasi PK-GUF dan PK-GUG. Rencananya, dua unit tambahan serupa—PK-GUH dan PK-GUI—akan mulai beroperasi pada kuartal II 2025 setelah melalui proses perawatan yang diperlukan.

Wamildan menegaskan bahwa setiap penambahan armada dilakukan secara bertahap dan berdasarkan evaluasi menyeluruh, dengan mempertimbangkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), permintaan pasar, kondisi rantai pasok, dan kinerja internal perusahaan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil untuk menambah armada ini bisa mendukung pertumbuhan jangka panjang, sekaligus menjaga keberlanjutan kinerja perusahaan," tambahnya.

Kinerja Positif Garuda Indonesia di 2024

Kinerja operasional Garuda Indonesia dan Citilink sepanjang tahun 2024 menunjukkan sinyal positif. Total penumpang yang diangkut oleh Garuda Group mencapai 23,67 juta, tumbuh 18,54% dibandingkan dengan 2023 yang mencatatkan 19,97 juta penumpang. Kontribusi terbesar datang dari Garuda Indonesia, yang mengangkut 11,39 juta penumpang, sementara anak perusahaan, Citilink, menyumbang 12,28 juta penumpang.

Selain itu, frekuensi penerbangan Garuda Group juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 12,21% secara tahunan, dari 145.500 penerbangan pada 2023 menjadi 163.271 penerbangan pada 2024. Angka ini mencerminkan peningkatan demand dan pulihnya industri penerbangan setelah dampak pandemi Covid-19.

Wamildan mengungkapkan, "Kinerja positif ini mencerminkan bahwa pasar penerbangan Indonesia mulai pulih dengan cepat, dan kami ingin terus memanfaatkan peluang ini dengan melakukan ekspansi armada. Kami optimistis bahwa dengan penambahan pesawat dan peningkatan frekuensi penerbangan, kami akan dapat melayani lebih banyak penumpang dengan lebih baik."

Fokus pada Pemulihan Pasar Pascapandemi

Ekspansi armada Garuda Indonesia datang tepat waktu, ketika industri penerbangan Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan pascapandemi. Maskapai ini serius mengejar peluang pasar yang semakin berkembang, meskipun tetap harus menghadapi tantangan eksternal, termasuk fluktuasi nilai tukar dan kondisi ekonomi global yang tidak dapat diprediksi.

Garuda Indonesia juga berfokus untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan memastikan bahwa armada baru yang masuk ke dalam sistem akan dilengkapi dengan fasilitas terbaik dan kinerja operasional yang efisien. Wamildan menegaskan, bahwa setiap penambahan armada yang dilakukan tetap berfokus pada kenyamanan dan keamanan penumpang, yang menjadi prioritas utama perusahaan.

Strategi Pengelolaan Keuangan yang Cermat

Meski optimisme mengiringi rencana ekspansi armada, Garuda Indonesia tetap harus menghadapi tantangan dari luar, seperti fluktuasi nilai tukar dan inflasi. Oleh karena itu, strategi pengelolaan keuangan yang cermat menjadi sangat penting dalam memastikan stabilitas keuangan perusahaan. Garuda Indonesia juga sedang meninjau opsi pembiayaan untuk menambah armada, termasuk melalui mekanisme pembiayaan eksternal atau kerja sama dengan pihak ketiga.

Wamildan menambahkan, "Kami menyadari bahwa keberhasilan ekspansi ini tidak hanya bergantung pada penambahan armada, tetapi juga pada pengelolaan keuangan yang bijaksana, agar perusahaan tetap sehat dan dapat terus beroperasi secara optimal."

Terkini