JAKARTA - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), emiten tambang emas yang merupakan bagian dari Grup Bakrie, mencatatkan lonjakan harga saham lebih dari 20% hanya dalam empat hari terakhir. Pada perdagangan Kamis pagi, 12 Juni 2025, saham BRMS tercatat menguat 1,24% menjadi Rp490 per lembar, melanjutkan tren positif sejak awal tahun. Secara year-to-date, harga saham BRMS telah melonjak hingga 41,62%.
Kinerja Keuangan dan Produksi yang Meningkat
Pada kuartal III 2024, BRMS berhasil mencatatkan produksi emas sebesar 45.336 ons, melebihi total produksi sepanjang tahun 2023 yang hanya mencapai 23.270 ons. Peningkatan ini didorong oleh kapasitas produksi yang terus berkembang, terutama dari pabrik kedua di Palu yang kini mampu memproses hingga 4.500 ton bijih per hari. Selain itu, cadangan mineral BRMS juga mengalami peningkatan signifikan, dengan konsultan AMC dari Australia mengesahkan adanya 4,2 juta ons cadangan emas di wilayah Palu dengan kadar emas rata-rata 4,9 gram per ton.
Ekspansi dan Proyek Strategis
BRMS memiliki rencana ekspansi yang ambisius untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Perusahaan ini tengah membangun pabrik pengolahan bijih emas ketiga dan keempat yang direncanakan mulai beroperasi pada 2024. Pabrik ketiga berlokasi di Palu dengan kapasitas 4.000 ton per hari, sementara pabrik keempat berlokasi di Gorontalo dengan kapasitas 2.000 ton per hari. Dengan tambahan kapasitas ini, BRMS berharap dapat meningkatkan volume produksi emas secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Proyeksi Produksi dan Kinerja Keuangan 2025
Untuk tahun 2025, BRMS menargetkan produksi dore bullion sebesar 78.000 ons, meningkat 42,5% dibandingkan dengan 2024. Dengan proyeksi harga emas yang tetap tinggi, perusahaan ini diperkirakan akan mencapai pendapatan sebesar USD207 juta dan EBITDA sebesar USD75 juta pada 2025. Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BRMS dengan target harga baru Rp500 per saham, mencerminkan valuasi EV per cadangan sebesar USD26,6 per ton dan potensi kenaikan sebesar 35,9%.
Dukungan dari Grup Bakrie dan Diversifikasi Bisnis
Sebagai bagian dari Grup Bakrie, BRMS mendapatkan dukungan finansial dan strategis yang kuat. Perusahaan ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara, yang diperkirakan akan mengalami penurunan harga pada 2025. Dengan diversifikasi bisnis melalui BRMS dan DEWA, BUMI berharap dapat mempertahankan kinerja keuangan yang stabil meskipun menghadapi tantangan di sektor energi.
Risiko dan Tantangan yang Perlu Diperhatikan
Meskipun prospek BRMS terlihat cerah, terdapat beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh investor. Penundaan dalam pembangunan proyek, fluktuasi harga emas global, dan tantangan dalam pendanaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Namun, dengan rekam jejak produksi yang solid dan sumber daya yang melimpah, BRMS tetap menjadi salah satu pilihan investasi emas terbaik di Indonesia.
Dengan kinerja keuangan yang meningkat, rencana ekspansi yang ambisius, dan dukungan dari Grup Bakrie, BRMS menunjukkan prospek yang cerah untuk tahun 2025. Investor yang mencari peluang di sektor pertambangan emas dapat mempertimbangkan saham BRMS sebagai bagian dari portofolio investasi mereka.