Ketegangan Geopolitik Akibatkan Gejolak di Pasar Saham: Sektor Energi dan Emas Jadi Penopang Indeks

Jumat, 13 Juni 2025 | 09:41:47 WIB
Ketegangan Geopolitik Akibatkan Gejolak di Pasar Saham: Sektor Energi dan Emas Jadi Penopang Indeks

JAKARTA - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mengguncang pasar keuangan global. Kali ini, serangan militer Israel terhadap sejumlah fasilitas penting milik Iran, termasuk yang diduga merupakan instalasi nuklir, menjadi pemicu utama kepanikan investor. Efek domino dari konflik ini terasa langsung di lantai bursa, termasuk di Indonesia. IHSG sempat terkoreksi tajam pada pembukaan perdagangan hari Jumat ini, namun beberapa sektor justru menunjukkan penguatan tajam karena sentimen safe haven dan lonjakan harga komoditas global.

Berdasarkan pantauan pasar hingga pukul 09.10 WIB, banyak saham mengalami tekanan jual, terutama saham-saham sektor teknologi, properti, dan perbankan. Namun, tak semua sektor terseret ke zona merah. Saham-saham dari sektor energi dan komoditas logam mulia seperti emas justru menjadi incaran para investor dan mencatatkan penguatan signifikan.

Sektor Energi dan Emas Menguat di Tengah Kekhawatiran Global

Ketegangan antara Israel dan Iran memicu kekhawatiran pasar atas potensi terganggunya pasokan minyak global. Harga minyak dunia dilaporkan melonjak lebih dari 3% dalam waktu singkat akibat ancaman konflik yang bisa meluas di kawasan Teluk, salah satu wilayah penghasil minyak terbesar dunia. Kondisi ini mendorong investor untuk memutar haluan dan memburu saham-saham sektor energi.

Salah satu saham yang mencatatkan lonjakan signifikan adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang melonjak hingga 6,52% ke level Rp 272 per saham. Saham ini menjadi yang paling diuntungkan pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini. Diikuti oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang juga mencatatkan kenaikan sebesar 4,69% ke posisi Rp 1.340 per saham. Keduanya merupakan emiten yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, sehingga mendapatkan sentimen positif langsung dari lonjakan harga energi global.

Tak hanya itu, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), yang dikenal memiliki lini bisnis distribusi bahan bakar minyak dan logistik energi, turut naik 3,5% ke level Rp 1.330 per saham. Peningkatan ini menjadi cerminan dari antusiasme investor terhadap emiten yang dianggap berpotensi diuntungkan dalam situasi krisis energi global.

Emiten Emas Menarik Perhatian, Saham ANTM Menguat

Selain sektor energi, komoditas emas juga menjadi primadona di tengah gejolak geopolitik. Emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, mengalami kenaikan harga global setelah berita mengenai serangan Israel merebak. Investor global berbondong-bondong mengalihkan dana ke aset yang dinilai aman dari volatilitas pasar akibat konflik.

Di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 3,16% ke posisi Rp 3.270 per saham. ANTM, sebagai salah satu produsen logam mulia terbesar di Tanah Air, mendapat dorongan langsung dari lonjakan harga emas dunia.

Selain ANTM, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga, juga menguat 1,83% ke level Rp 2.230 per saham. Investor melihat potensi keuntungan dari meningkatnya permintaan dan harga emas dunia di tengah ketidakpastian yang meningkat.

Sentimen Geopolitik Jadi Faktor Utama

Menurut pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, Dr. Budi Santoso, gejolak harga saham di hari ini merupakan reaksi wajar pasar terhadap peristiwa global yang memiliki dampak sistemik. “Setiap kali terjadi konflik militer di kawasan strategis seperti Timur Tengah, pasar akan bereaksi negatif. Namun sektor energi dan emas biasanya mendapat berkah karena keduanya menjadi komoditas yang paling cepat mengalami perubahan harga sebagai reaksi atas potensi gangguan suplai dan peningkatan permintaan,” ujar Budi.

Ia menambahkan bahwa volatilitas tinggi kemungkinan besar masih akan berlanjut selama konflik belum menemukan jalan damai. Investor disarankan tetap berhati-hati, terutama terhadap saham-saham yang sensitif terhadap sentimen global seperti manufaktur, otomotif, dan sektor finansial.

Investor Lokal Diimbau Waspada Tapi Tetap Rasional

Menyikapi kondisi ini, Kepala Riset dari Mirae Asset Sekuritas, Rina Pratiwi, mengimbau investor domestik agar tidak panik dan tetap melihat secara jernih pergerakan pasar. “Penting untuk menyadari bahwa pergerakan ekstrem akibat sentimen geopolitik biasanya bersifat temporer. Yang perlu dicermati adalah bagaimana ekspektasi pasar terhadap inflasi, suku bunga, dan permintaan global ke depan,” jelas Rina.

Ia juga menambahkan bahwa saham-saham komoditas bisa menjadi alternatif menarik dalam jangka pendek hingga tensi geopolitik mereda. Namun ia mengingatkan agar investor tetap memperhatikan aspek fundamental dan tidak sekadar terbawa arus.

Bursa Saham Asia Ikut Bergejolak

Bukan hanya di Indonesia, bursa saham kawasan Asia juga mengalami tekanan berat hari ini. Indeks Nikkei di Jepang turun lebih dari 1,2%, sedangkan Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,9%. Bursa Hong Kong dan Shanghai juga dibuka melemah seiring dengan kekhawatiran atas ketidakpastian politik dan lonjakan harga energi yang dapat memicu inflasi global baru.

Dalam situasi seperti ini, para analis memperkirakan bahwa aksi beli terhadap emas, energi, dan sektor terkait akan berlanjut selama belum ada kepastian mengenai penyelesaian konflik antara Israel dan Iran.

Kondisi pasar saham pada Jumat pagi ini menunjukkan betapa sensitifnya dunia investasi terhadap dinamika geopolitik global. Meski mayoritas saham mengalami tekanan, sejumlah emiten di sektor energi dan emas justru menunjukkan performa luar biasa dan menjadi penopang utama indeks. Para pelaku pasar kini memantau perkembangan geopolitik secara seksama sembari melakukan strategi portofolio yang lebih defensif.

Sementara itu, pemerintah dan otoritas keuangan diharapkan tetap siaga terhadap potensi dampak sistemik, termasuk pada inflasi dan stabilitas nilai tukar. Di tengah ketidakpastian global ini, kehati-hatian dan analisis mendalam menjadi kunci bagi investor dalam mengambil keputusan.

Terkini

Emas Antam Tembus Rp 2 Juta, Saatnya Investasi?

Senin, 08 September 2025 | 15:48:00 WIB

iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun

Senin, 08 September 2025 | 15:47:58 WIB

Bocoran Lengkap iPhone 17 Series Terungkap

Senin, 08 September 2025 | 15:47:56 WIB

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Senin, 08 September 2025 | 15:47:55 WIB