Pengertian kecerdasan majemuk adalah pendekatan untuk menilai kecerdasan seseorang lewat beragam aspek menurut teori Howard Gardner.
Ia mengembangkan gagasan bahwa kecerdasan tidak hanya terpaku pada kemampuan logika dan bahasa semata, melainkan mencakup sejumlah aspek lain yang beragam.
Menurut Gardner, ada sembilan jenis kecerdasan yang menjadi indikator dalam konsep multiple intelligence.
Jenis-jenis tersebut meliputi: kecerdasan berbahasa, yaitu kemampuan dalam menggunakan kata dan bahasa secara efektif; kecerdasan logis-matematis, yang mencerminkan kemampuan berpikir rasional dan memecahkan masalah numerik; kecerdasan bayang ruang, yakni kemampuan membayangkan dan memanipulasi objek dalam ruang; kecerdasan olah tubuh, atau keterampilan dalam menggunakan tubuh secara terampil dan terkoordinasi; serta kecerdasan bermusik, yang mencakup kepekaan terhadap nada, irama, dan melodi.
Selain itu, terdapat pula kecerdasan menjalin hubungan dengan orang lain, yaitu kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan sesama; kecerdasan memahami diri, yang menunjukkan kesadaran mendalam terhadap perasaan, nilai, dan tujuan pribadi; kecerdasan lingkungan, yaitu kepekaan terhadap alam sekitar dan fenomena ekologis; serta kecerdasan kebermaknaan, yang mengacu pada kemampuan untuk merenungi tujuan hidup dan memahami hal-hal yang bersifat transendental atau spiritual.
Dengan demikian, pengertian kecerdasan majemuk mencerminkan pandangan bahwa setiap individu memiliki potensi unik dalam berbagai bentuk kecerdasan yang dapat berkembang melalui pengalaman dan pendidikan yang tepat.
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Pengertian kecerdasan majemuk merupakan salah satu konsep dalam teori belajar yang diperkenalkan oleh Howard Gardner, seorang ahli pendidikan dan psikologi asal Amerika Serikat.
Teori ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1983 dan menjadi landasan penting bagi para pendidik untuk lebih kreatif serta inovatif dalam menerapkan pendekatan pembelajaran di dunia pendidikan.
Gardner menyampaikan bahwa para pendidik perlu memiliki keyakinan bahwa setiap siswa, meskipun memiliki keterbatasan tertentu, juga menyimpan potensi dan kelebihan yang belum sepenuhnya tergali.
Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing.
Berikut adalah penjelasan mengenai kecerdasan majemuk menurut beberapa ahli.
1. Howard Gardner
Howard Gardner memperkenalkan pendekatan baru dalam memahami kecerdasan dengan mengembangkan delapan indikator sebagai dasar penilaian.
Pandangan yang ditawarkannya menentang pendekatan tradisional yang hanya berfokus pada skor standar semata untuk menilai kemampuan anak.
Menurutnya, seorang anak memiliki berbagai kemampuan, seperti menyelesaikan persoalan yang dihadapi, menciptakan permasalahan baru yang membutuhkan pemecahan, menghasilkan sesuatu yang baru, atau memberi kontribusi terhadap kebudayaan tertentu.
Dari beragam kemampuan tersebut, seorang anak umumnya akan unggul dalam satu atau beberapa bentuk kecerdasan.
Dengan delapan indikator yang dikenalkan Gardner, maka jenis kecerdasan anak tidak terbatas pada kemampuan logika dan bahasa saja, melainkan mencakup kecerdasan lainnya di luar dua aspek tersebut.
2. Thomas Armstrong
Thomas Armstrong mengembangkan pemahaman mengenai konsep ini dengan menekankan bahwa setiap anak terlahir membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi individu yang cerdas.
Ia berpendapat bahwa potensi tersebut dapat terus tumbuh dan berkembang apabila didukung oleh peran orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Potensi alami yang dimiliki anak, menurut Armstrong, meliputi rasa ingin tahu yang tinggi, semangat untuk mengeksplorasi, energi yang melimpah, spontanitas, serta kemampuan beradaptasi yang baik.
Ia juga menjabarkan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai bentuk kecerdasan anak. Penilaian tersebut didasarkan pada kemampuan nyata yang dimiliki setiap anak. Berikut adalah indikator-indikator yang dimaksud:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi secara lebih mendalam dan akurat, baik itu tentang lokasi, pelaku, objek, aktivitas, tindakan, maupun kejadian. Observasi terbagi menjadi dua bentuk, yakni:
- Observasi langsung, yang dilakukan secara langsung terhadap objek di tempat berlangsungnya peristiwa.
- Observasi tidak langsung, yang dilakukan tidak bersamaan dengan kejadian berlangsung atau terhadap objek yang tidak sedang berada di lokasi kejadian.
b. Dokumentasi hasil karya
Dengan mendokumentasikan berbagai karya anak, maka anak dapat mengingat kembali pengalaman atau peristiwa yang terjadi pada saat karya tersebut dibuat. Hal ini juga dapat merangsang memori dan pemahaman anak terhadap proses penciptaan.
c. Penilaian tugas
Melalui evaluasi terhadap tugas-tugas yang diberikan, anak akan belajar mengenali kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaannya.
Proses ini membantu anak memahami kesalahan tersebut sebagai bahan pembelajaran agar tidak mengulanginya di kemudian hari.
d. Penilaian berdasarkan konteks tertentu
Penilaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan kejadian atau kondisi tertentu yang sedang berlangsung atau pernah terjadi. Anak akan belajar menilai suatu hal berdasarkan peristiwa yang menyertainya.
e. Portofolio
Portofolio digunakan untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan yang melibatkan beragam bidang.
Setiap kegiatan yang tercatat dalam portofolio memiliki makna yang berbeda dan dapat mencerminkan perkembangan serta kemampuan anak di berbagai aspek.
Tahapan Teori Belajar
Teori mengenai jenis-jenis kecerdasan telah mengalami perkembangan sejak pertama kali dikenalkan.
Pada awal kemunculannya melalui buku Frame of The Mind pada tahun 1983, Howard Gardner mengemukakan bahwa setiap anak memiliki tujuh bentuk kecerdasan.
Lalu, pada tahun 1990, ia menambahkan satu lagi, yaitu kecerdasan naturalis, sehingga jumlahnya menjadi delapan.
Seiring waktu, Gardner kembali memperluas teorinya dengan memperkenalkan kecerdasan kesembilan, yakni kecerdasan eksistensial.
Masing-masing dari kecerdasan ini memiliki karakteristik yang berbeda dan unik. Berikut beberapa jenis kecerdasan yang dimaksud:
Kemampuan dalam berbahasa atau linguistik
Kemampuan ini menunjukkan kepekaan terhadap bahasa, baik dari segi struktur, tata bahasa, bunyi, makna, hingga permainan kata.
Anak yang memiliki kecenderungan ini biasanya suka bercerita, gemar menulis, tertarik pada kegiatan literasi, memiliki perbendaharaan kata yang luas, dan mampu menggunakan bahasa secara efektif.
Ciri lainnya termasuk mudah mengingat informasi dalam bentuk verbal atau tulisan, senang membaca, pandai berdebat, memiliki kemampuan bercerita yang baik, serta bisa menjelaskan sesuatu dengan jelas.
Untuk mengembangkan potensi ini, orang tua dapat membacakan cerita, memperkenalkan kosakata baru, mendorong anak menulis cerita atau puisi, membuat buku harian, dan mengajak berdiskusi tentang kegiatan sehari-hari di sekolah.
Kemampuan visual dan spasial
Jenis kecerdasan ini berfokus pada ketertarikan terhadap gambar, bentuk, dan visual lainnya.
Anak dengan kemampuan ini cenderung lebih mudah mengenali wajah dibandingkan nama, senang menyampaikan gagasan dalam bentuk gambar atau sketsa, dan menunjukkan kreativitas serta imajinasi dalam berbagai bidang.
Aktivitas yang cocok untuk mengembangkan kemampuan ini antara lain menggambar, melukis, membangun objek, bermain dengan warna, menyusun puzzle, atau membentuk benda dari lilin.
Profesi yang berkaitan dengan kecerdasan ini antara lain arsitek, seniman, pelukis, dan desainer. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak yang dilatih kemampuan visual-spasialnya akan memiliki daya ingat dan penalaran logis yang baik.
Kemampuan musikal
Anak dengan kecerdasan ini biasanya menikmati aktivitas yang berkaitan dengan musik seperti bernyanyi, mendengarkan lagu, serta mampu mengenali dan mengingat irama dan nada.
Selain memainkan alat musik seperti piano, gitar, atau drum, mereka juga mampu memahami dan menciptakan melodi, ketukan, serta suara yang harmonis.
Untuk mengembangkan kecerdasan musikal, anak bisa diajak mendengarkan berbagai jenis musik, membedakan suara antar pembicara, meresapi suara alam, atau menciptakan lagu sederhana.
Dengan cara ini, anak dapat menemukan preferensi musikal mereka dan mengasah bakatnya.
Kemampuan logika dan matematika
Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung tertarik pada angka dan kegiatan berpikir logis.
Mereka mudah dalam menyelesaikan soal-soal matematika, menikmati permainan strategi atau puzzle, serta bisa menganalisis pola-pola baik dalam bentuk visual, angka, maupun warna.
Mereka juga senang membuat kesimpulan melalui proses berpikir yang rasional dan analitis.
Untuk menstimulasi kecerdasan ini, orang tua bisa memperkenalkan permainan logika, mengajak berhitung, atau membawa anak ke tempat edukatif seperti museum ilmu pengetahuan atau planetarium agar mereka dapat belajar sambil mengeksplorasi secara langsung.
Kemampuan interpersonal
Jenis kemampuan ini biasanya dimiliki oleh individu yang memiliki kepekaan sosial tinggi, mampu memahami cara berpikir orang lain, memiliki rasa percaya diri yang kuat, ramah, serta mudah berempati terhadap lingkungan sekitarnya.
Keterampilan yang dimiliki mencakup kemampuan menjalin hubungan sosial, memahami perasaan orang lain, dan mampu berinteraksi dengan baik dalam berbagai situasi sosial.
Orang dengan kemampuan ini cenderung senang bekerja dalam kelompok, memiliki banyak teman, peka terhadap gagasan dan emosi orang lain, mampu menjadi penengah dalam konflik, dan pandai menyampaikan kompromi.
Untuk melatih kemampuan ini pada anak, bisa dimulai dengan membiasakan mereka bermain bersama teman sebaya serta mengajak ke berbagai kegiatan sosial atau komunitas untuk melihat bagaimana mereka bersosialisasi dalam lingkungan baru.
Kemampuan intrapersonal
Individu dengan kemampuan ini dikenal mampu memahami dirinya sendiri secara mendalam.
Mereka cenderung menyukai kesendirian, gemar merenung, terbiasa membuat catatan penting, serta menulis dalam bentuk jurnal atau buku harian. Biasanya, mereka bersifat realistis dan sering memikirkan masa depan maupun tujuan hidupnya.
Jenis kemampuan ini bersifat introspektif, yang memungkinkan seseorang mengenali kekuatan dan kelemahan dalam dirinya, memahami motivasi personal, serta mampu mengambil keputusan dengan bijak.
Anak-anak yang menonjol dalam aspek ini akan terlihat mampu mengendalikan perilaku, membuat rencana sendiri, dan mandiri dalam bertindak. Tipe ini biasanya dimiliki oleh para penulis, filsuf, maupun ilmuwan.
Kemampuan kinestetik atau jasmani
Kemampuan ini terdapat pada orang-orang yang memahami tubuh mereka dengan baik, memiliki ketertarikan terhadap aktivitas fisik seperti olahraga atau menari, serta mampu meniru gerakan dengan cepat.
Secara umum, kemampuan ini tampak pada mereka yang aktif dan senang terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan gerakan tubuh. Kemampuan ini melibatkan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh.
Anak-anak yang menunjukkan kecenderungan ini biasanya senang naik sepeda, bermain bola, menari, atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Mereka juga cenderung sulit duduk diam terlalu lama dan cepat merasa bosan.
Untuk mengembangkan kemampuan ini, orang tua bisa mengikutsertakan anak dalam kursus tari, klub olahraga, permainan fisik seperti lempar-tangkap, latihan keseimbangan, atau kegiatan teater.
Kemampuan naturalis
Kemampuan ini tampak pada mereka yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap lingkungan hidup dan dunia alam.
Biasanya suka merawat hewan, menonton tayangan tentang flora dan fauna, menyukai berkebun, memiliki kepedulian tinggi terhadap alam sekitar, serta tertarik menjelajahi tempat-tempat seperti pegunungan, hutan, atau laut.
Mereka juga sering menunjukkan minat dalam mempelajari berbagai makhluk hidup. Untuk menumbuhkan kemampuan ini, orang tua bisa mengenalkan nama-nama hewan, tumbuhan, dan unsur-unsur alam semesta sejak dini.
Selain itu, anak juga dapat diajak mengoleksi benda-benda dari alam seperti daun, bunga, serangga, batu, atau kerang.
Mengajak anak beraktivitas di luar ruangan juga bisa menjadi cara efektif untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap lingkungan.
Kemampuan eksistensial
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami keberadaan dirinya di dunia.
Individu dengan kecenderungan ini biasanya sering merenung tentang makna hidup, mempertanyakan pengalaman spiritual, kehidupan setelah kematian, dan memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik dan akhir cerita yang berbeda-beda.
Anak-anak dengan kemampuan ini biasanya mengajukan pertanyaan filosofis dan berusaha mencari jawaban mendalam mengenai hakikat kehidupan. Kemampuan ini sering kali dikaitkan dengan bidang filsafat dan spiritualitas.
Beberapa ahli bahkan menghubungkannya dengan aspek kecerdasan spiritual. Dengan mengenali beragam bentuk kemampuan yang dimiliki anak, orang tua dapat membantu merangsang dan mengembangkan potensi anak secara maksimal.
Orang tua juga dapat memberikan perhatian lebih pada jenis kemampuan yang terlihat paling dominan, agar anak bisa tumbuh dengan potensi terbaiknya.
Tips-tips Meningkatkan Kecerdasan Majemuk pada Anak
Kecakapan intelektual anak dapat mulai ditumbuhkan sejak usia dini. Seiring pertumbuhan, anak akan menunjukkan kecenderungan terhadap jenis kecerdasan tertentu yang lebih menonjol.
Dari sini, peran orang tua menjadi penting dalam memberikan dukungan sesuai potensi yang dimiliki agar kemampuan tersebut terus berkembang secara optimal.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak:
Perhatikan hal-hal yang menjadi minat anak
Langkah awal yang bisa dilakukan adalah meluangkan waktu bersama anak secara konsisten. Dari situ, amati secara perlahan apa saja yang menjadi ketertarikan maupun hal yang kurang disukai anak. Perhatikan juga kemampuan unik yang ditunjukkan.
Setiap anak memiliki minat yang berbeda. Ada yang suka membaca buku, ada juga yang gemar beraktivitas fisik seperti olahraga. Tugas orang tua adalah mengenali kesukaan dan keahlian anak sambil tetap menjalin waktu berkualitas bersama.
Aktivitas ini bukan hanya membantu anak mengekspresikan dirinya, tetapi juga memperkuat kedekatan emosional antara anak dan orang tua.
Berfokus pada potensi anak
Daripada hanya menyoroti kekurangan, sebaiknya orang tua memberikan perhatian lebih pada apa yang menjadi kekuatan anak. Dengan begitu, anak akan merasa didukung untuk mengembangkan bakatnya.
Misalnya, jika anak memiliki kemampuan dalam berhitung atau berpikir logis, orang tua dapat memberikan rangsangan belajar yang sesuai dengan kemampuan tersebut.
Penting untuk disadari bahwa setiap anak punya keunikan tersendiri. Membantu anak mengembangkan sisi terbaiknya akan jauh lebih bermanfaat dibanding terus membandingkannya dengan standar yang tidak sesuai.
Berikan ruang untuk menyampaikan pendapat
Dengan mendengarkan anak, bukan hanya akan menumbuhkan rasa dihargai, tetapi juga bisa membantu merangsang kemampuan berpikir dan berbahasa mereka.
Aktivitas seperti ini sangat baik untuk mengasah kemampuan komunikasi anak, terutama dalam hal bahasa verbal.
Ajak anak berdiskusi, membacakan dongeng, menstimulus mereka agar bercerita kembali, atau bernyanyi bersama.
Meski terlihat sederhana, kegiatan semacam ini menyimpan banyak manfaat untuk mendukung perkembangan kecerdasan anak secara menyeluruh.
Hindari memberi tekanan
Sering kali anak dituntut untuk bisa membaca atau berhitung lebih cepat, padahal tidak semua anak berkembang dalam waktu yang sama. Tekanan semacam ini bisa menghambat proses tumbuhnya berbagai kemampuan anak.
Maka, penting untuk mendampingi anak dengan pendekatan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang, bukan tekanan atau paksaan.
Perlu diingat juga bahwa jenis kecerdasan yang menonjol pada seorang anak bisa berubah seiring waktu, karena sifatnya dinamis.
Jika anak menunjukkan minat besar terhadap musik, sebaiknya jangan diarahkan ke bidang lain yang tidak sesuai seperti sekolah tari.
Pemaksaan semacam itu bisa membuat anak merasa tidak nyaman, bahkan menekan potensi yang sebenarnya bisa tumbuh dengan baik apabila didukung sesuai minatnya.
Sebagai penutup, pengertian kecerdasan majemuk menekankan bahwa setiap anak punya potensi unik yang bisa diasah melalui pendekatan yang tepat dan penuh kasih.