Saham

Saham Favorit Asing Meski Pasar Masih Tertekan

Saham Favorit Asing Meski Pasar Masih Tertekan
Saham Favorit Asing Meski Pasar Masih Tertekan

JAKARTA - Pasar saham domestik masih menghadapi tekanan dari aksi jual investor asing. Pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025, tercatat net sell asing sebesar Rp494 miliar di pasar reguler. Namun, di tengah tekanan tersebut, sejumlah saham tetap menarik minat investor asing dan justru mencatatkan nilai beli bersih (net buy) tertinggi.

Fenomena ini menunjukkan bahwa meski pasar secara keseluruhan mengalami tekanan, investor asing tetap selektif dalam menempatkan modalnya pada saham-saham tertentu yang dinilai memiliki prospek fundamental kuat atau potensi harga yang menarik.

“Investor asing memang melakukan aksi jual secara umum, tetapi beberapa saham masih menjadi incaran mereka. Ini terlihat dari net buy tertinggi yang berhasil dicatat kemarin,” ujar analis pasar saham di Jakarta.

Saham Favorit Asing Masih Didominasi Sektor Tambang

Dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham yang paling banyak dibeli asing kemarin didominasi oleh sektor tambang, khususnya emas, serta sektor migas. Berikut saham-saham dengan net buy tertinggi:

BRMS
Saham BRMS, perusahaan penambang emas, mencatatkan net buy asing Rp95,9 miliar. Saham ini menguat 3,24% ke level Rp955 per saham, menunjukkan bahwa permintaan asing masih tinggi meski IHSG melemah.

CDIA
Saham CDIA, perusahaan investasi infrastruktur, menjadi favorit asing dengan net buy Rp88,9 miliar. Meski begitu, saham ini ditutup melemah 4,93% ke Rp2.120 per saham, menandakan volatilitas pasar yang masih tinggi.

ARCI
Saham tambang emas ARCI kembali masuk daftar incaran asing dengan net buy Rp72,9 miliar. Kenaikan harga saham ARCI cukup signifikan, yakni 10,14% ke Rp1.140 per saham, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek perusahaan ini.

RATU
Saham RATU, perusahaan produksi dan penyulingan migas, mencatatkan net buy Rp60,8 miliar. Saham ini melonjak 10% ke Rp9.000 per saham, dan dalam sepekan terakhir naik 48%, menjadi salah satu saham dengan performa terbaik di sektor migas.

ENRG
Saham ENRG, perusahaan eksplorasi dan perdagangan migas, mencatatkan net buy Rp57,8 miliar. Harga saham ENRG ditutup naik 5,41% ke Rp975 per saham, menunjukkan minat beli asing yang konsisten.

Fenomena net buy ini menunjukkan bahwa investor asing masih menaruh kepercayaan pada saham-saham yang dianggap memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka menengah hingga panjang.

IHSG Terkoreksi Tipis, Tren Penjualan Asing Berlanjut

Meski ada aksi beli selektif pada saham-saham tertentu, IHSG ditutup dengan penurunan tipis 0,04% ke level 8.166,03 kemarin. Tren jual bersih asing (net sell) memang masih dominan sepanjang tahun ini. Berdasarkan data BEI, investor asing tercatat menjual bersih senilai Rp55,22 triliun year to date, menunjukkan kecenderungan mereka untuk menarik dana dari pasar domestik.

Namun, fakta bahwa beberapa saham tetap diminati asing menjadi indikator bahwa pasar tidak sepenuhnya kehilangan daya tarik. Saham-saham yang masuk daftar net buy biasanya berasal dari sektor yang resilient terhadap gejolak global atau memiliki potensi pertumbuhan yang kuat di tengah ketidakpastian.

“Pergerakan ini menunjukkan selektivitas investor asing. Mereka cenderung mengalihkan modal ke saham yang dinilai undervalued atau memiliki prospek fundamental solid, sementara melepas saham yang lebih volatil atau sensitif terhadap risiko global,” jelas analis saham di Jakarta.

Strategi Investor Asing: Selektif dan Terfokus

Aksi jual asing yang masih besar tidak berarti pasar kehilangan arah. Justru, adanya net buy pada saham-saham tertentu menunjukkan strategi selektif dan fokus pada sektor tertentu. Sektor tambang, terutama emas, menjadi pilihan favorit karena harga komoditas yang stabil dan prospek pendapatan perusahaan yang menjanjikan.

Selain itu, saham migas juga menarik perhatian karena faktor harga energi global dan potensi pertumbuhan jangka menengah. Saham-saham seperti RATU dan ENRG menunjukkan bahwa investor masih optimistis terhadap sektor ini, terutama di tengah meningkatnya permintaan energi domestik dan global.

Meski pasar secara umum dilanda aksi jual asing, beberapa saham tetap menjadi favorit dengan nilai beli bersih tertinggi, terutama di sektor tambang dan migas. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing bersifat selektif, menempatkan modal pada saham yang dianggap aman dan memiliki prospek pertumbuhan positif.

Dengan demikian, tren jual bersih asing tidak sepenuhnya mencerminkan pesimisme pasar. Investor domestik dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menelaah saham-saham yang masih diminati asing, sebagai indikator potensi pertumbuhan jangka menengah hingga panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index