JAKARTA - Sebuah video berdurasi 48 detik yang menampilkan seorang wanita mengendarai sepeda motor mewah jenis N-Max dan menurunkan dua anak kecil di pinggir jalan untuk mengemis, tengah menjadi sorotan publik dan viral di media sosial sejak Sabtu 14 JUNI 2025. Dalam video tersebut, salah satu anak tampak mengenakan kostum tokoh kartun lengkap dengan bakul untuk meminta-minta dari para pengguna jalan.
Peristiwa yang mengejutkan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya dari anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulkardi, yang menilai kasus ini sebagai bukti adanya praktik eksploitasi anak yang jauh lebih luas dan mengkhawatirkan di Kota Bertuah.
Isi Video dan Kondisi Eksploitasi Anak
Video yang tersebar di berbagai platform media sosial menunjukkan adegan yang cukup menyentuh sekaligus memprihatinkan. Seorang wanita tampak dengan santai menurunkan dua anak, salah satunya mengenakan kostum penuh warna layaknya karakter kartun favorit anak-anak. Anak tersebut membawa sebuah bakul sebagai wadah pengemisannya, sementara anak lainnya berdiri di sampingnya. Wanita tersebut kemudian mengendarai motor N-Max mewahnya meninggalkan lokasi.
Fenomena ini bukan hanya soal pengemis di jalan, tetapi yang lebih memprihatinkan adalah keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ini. Penggunaan kostum tokoh kartun yang menarik perhatian menjadi taktik untuk memancing belas kasihan dan meningkatkan hasil pengemisannya.
Respons DPRD Pekanbaru
Menanggapi viralnya video tersebut, Zulkardi, anggota DPRD Kota Pekanbaru, secara tegas mengecam praktik eksploitasi anak yang dilakukan oleh oknum tersebut. Ia juga menegaskan bahwa kasus ini bukanlah hal yang baru dan menimbulkan kekhawatiran bahwa ada banyak anak lain yang mengalami nasib serupa.
“Video ini jelas menunjukkan eksploitasi anak yang sangat tidak manusiawi. Kami meyakini masih banyak anak-anak lain yang dipaksa atau diarahkan untuk melakukan hal yang sama di berbagai titik di Kota Pekanbaru,” kata Zulkardi kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).
Menurut Zulkardi, tindakan seperti ini harus segera mendapat perhatian serius dari aparat penegak hukum dan dinas terkait, agar anak-anak tidak menjadi korban eksploitasi yang dapat merusak masa depan mereka.
Dampak Eksploitasi Anak dan Perlunya Perlindungan
Eksploitasi anak dalam bentuk mengemis atau aktivitas ilegal lainnya menjadi masalah sosial yang tidak bisa dianggap enteng. Anak-anak yang dipaksa terlibat dalam pengemis jalanan menghadapi risiko tinggi terkena kekerasan fisik, mental, serta kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak.
Psikolog anak dan pakar perlindungan anak menyatakan bahwa eksploitasi anak akan berdampak buruk jangka panjang, termasuk trauma psikologis, rendahnya harga diri, hingga potensi terjerumus dalam lingkaran kemiskinan dan kejahatan.
“Anak-anak harus mendapatkan perlindungan maksimal agar mereka bisa tumbuh dan berkembang secara sehat. Eksploitasi seperti ini menghancurkan masa depan mereka dan harus diakhiri dengan langkah konkret dari pemerintah dan masyarakat,” ujar seorang pakar perlindungan anak yang enggan disebutkan namanya.
Tindakan Pemerintah dan Masyarakat Diperlukan
Menanggapi kekhawatiran ini, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Sosial diharapkan segera melakukan langkah-langkah preventif dan penanganan yang efektif untuk mengidentifikasi dan melindungi anak-anak yang menjadi korban eksploitasi. Selain itu, pemberdayaan keluarga dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai bahaya eksploitasi anak juga sangat penting.
DPRD Kota Pekanbaru juga menyerukan perlunya pengawasan ketat di area-area rawan serta penindakan hukum tegas terhadap pelaku eksploitasi anak, termasuk orang tua atau wali yang terlibat.
Zulkardi menambahkan, “Kami akan mendorong pemerintah daerah agar segera mengadakan program perlindungan anak yang lebih efektif, termasuk sosialisasi dan patroli rutin di wilayah yang rawan terjadi eksploitasi.”
Kesadaran Publik dan Peran Media Sosial
Viralnya video ini menunjukkan peran media sosial yang sangat besar dalam mengungkap masalah sosial yang selama ini tersembunyi. Namun, media sosial juga harus digunakan secara bijak dan bertanggung jawab agar informasi yang disebarkan tidak menimbulkan stigma atau menyudutkan korban.
Masyarakat diajak untuk aktif melaporkan kasus-kasus serupa kepada pihak berwenang dan tidak membiarkan anak-anak menjadi korban eksploitasi tanpa ada yang memperjuangkan hak-hak mereka.
Kasus wanita yang mengendarai motor mewah sambil menurunkan anak-anak untuk mengemis di Pekanbaru ini mengingatkan kita semua akan kenyataan pahit yang dialami oleh sebagian anak di Indonesia. Eksploitasi anak adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak.
Seperti diungkapkan oleh Zulkardi, anggota DPRD Kota Pekanbaru, “Anak-anak adalah masa depan bangsa. Jangan biarkan mereka menjadi korban eksploitasi yang merusak masa depan mereka dan generasi penerus kita.”
Peran aktif pemerintah, aparat hukum, masyarakat, serta media sangat dibutuhkan untuk menghapus praktik-praktik semacam ini dan memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan hidup yang layak dan penuh harapan.