JAKARTA - Selama bertahun-tahun, Arsenal kerap dianggap sebagai klub besar Premier League yang minim keterwakilan signifikan di skuad utama tim nasional Inggris. Namun pemandangan berbeda terlihat pada laga kualifikasi Grup K Piala Dunia 2026 melawan Andorra di Stadion Villa Park, Birmingham, Sabtu, 6 September 2025. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, dominasi Arsenal begitu terasa dalam starting eleven The Three Lions.
Pelatih Thomas Tuchel secara mengejutkan menurunkan empat pemain Arsenal sekaligus sejak menit awal, yakni Declan Rice, Eberechi Eze, Myles Lewis-Skelly, dan Noni Madueke. Fakta ini menjadi sorotan besar, karena di sisi lain tidak ada klub Inggris lain yang menyumbangkan lebih dari satu pemain sebagai starter di laga tersebut.
Fenomena ini menunjukkan betapa peran Arsenal kini semakin vital bagi Timnas Inggris. Padahal, saat pertemuan pertama Inggris melawan Andorra pada Juni lalu, tidak ada satupun pemain Arsenal yang dimainkan sebagai starter.
Kontribusi Nyata di Lapangan
Bukan sekadar tampil, keempat pemain Arsenal itu benar-benar berpengaruh dalam jalannya pertandingan. Inggris sukses meraih kemenangan 2-0 atas Andorra, dan kontribusi penting datang dari para pemain The Gunners.
Gol pembuka Inggris lahir lewat gol bunuh diri Christian Garcia, yang diawali dari umpan silang akurat Noni Madueke. Sementara gol kedua tercipta melalui sundulan keras Declan Rice, menjadikannya satu-satunya pemain Arsenal yang mencetak gol di laga tersebut.
Selain Rice dan Madueke, Eberechi Eze juga mencatatkan performa menonjol. Ia membukukan tembakan tepat sasaran terbanyak, menunjukkan ancaman konstan di lini depan. Adapun Myles Lewis-Skelly, meski tidak seterang rekan-rekannya, tetap memberikan kontribusi penting dengan mobilitas dan kerja kerasnya di lini tengah.
Peran Kunci Madueke dan Rice
Setelah pertandingan, Noni Madueke mengungkapkan rasa puasnya terhadap performa tim. “Hari ini kami lebih baik dibanding terakhir kali bertemu mereka. Kami lebih cair dan seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak, tetapi saya senang dengan penampilan kolektif tim ini,” ujar Madueke.
Pemain sayap Arsenal tersebut menjadi kreator serangan dengan torehan umpan kunci terbanyak. Umpan silangnya bahkan menjadi faktor langsung terjadinya gol pertama Inggris.
Sementara itu, Declan Rice kembali mempertegas statusnya sebagai pilar utama di lini tengah. Gol sundulannya memastikan kemenangan Inggris dan menutup laga dengan lebih tenang. Performa ini sekaligus menegaskan mengapa Rice disebut sebagai salah satu gelandang terbaik Inggris saat ini.
Tantangan Chemistry di Lini Serang
Meski puas dengan hasil akhir, pelatih Thomas Tuchel mengakui bahwa masih ada aspek yang perlu diperbaiki, terutama terkait kombinasi antara dua rekrutan anyar Arsenal, Eberechi Eze dan Noni Madueke.
“Kontribusi mereka sudah positif, tetapi saya rasa chemistry di antara keduanya masih bisa lebih baik,” kata Tuchel dalam konferensi pers.
Hal itu wajar, mengingat keduanya baru bergabung dengan Arsenal pada bursa transfer musim panas ini. Bahkan, sebelum jeda internasional, mereka hanya sempat bermain bersama kurang dari 20 menit saat menghadapi Liverpool.
Sinyal Kebangkitan Arsenal
Dominasi empat pemain Arsenal di skuad utama Inggris tak hanya memberi keuntungan bagi The Three Lions, tetapi juga menjadi bukti kebangkitan Arsenal di level klub. Dalam beberapa musim terakhir, The Gunners berupaya keras membangun kembali reputasi mereka sebagai penyuplai utama bagi Timnas Inggris.
Jika menilik sejarah, Arsenal pernah punya era kejayaan di mana nama-nama besar Inggris seperti Tony Adams, David Seaman, hingga Sol Campbell menjadi tulang punggung tim nasional. Namun, dalam dua dekade terakhir, kontribusi Arsenal di Timnas Inggris cenderung menurun, tergeser oleh dominasi Manchester United, Chelsea, dan Manchester City.
Kini, dengan hadirnya Rice, Eze, Madueke, dan Lewis-Skelly, Arsenal mulai kembali ke jalur itu. Kepercayaan Tuchel pada mereka menjadi validasi tersendiri terhadap kualitas skuad asuhan Mikel Arteta.
Persiapan Menuju Laga Berat
Kemenangan atas Andorra menjadi pemanasan penting sebelum Inggris menghadapi lawan yang lebih tangguh, yaitu Serbia, di laga berikutnya. Tuchel berharap seiring waktu, chemistry antar pemain—terutama yang berasal dari Arsenal—akan semakin solid.
“Ini baru awal. Saya yakin seiring berjalannya waktu, mereka akan semakin padu dan bisa menjadi tulang punggung tim nasional,” ujar Tuchel.
Arsenal sendiri tentu diuntungkan dengan perkembangan ini. Keempat pemainnya kini mendapatkan pengalaman internasional berharga yang akan meningkatkan kepercayaan diri mereka ketika kembali ke level klub.