Kemenag Baznas Dorong Masjid Jadi Pusat Pemberdayaan Ekonomi

Kamis, 09 Oktober 2025 | 11:03:58 WIB
Kemenag Baznas Dorong Masjid Jadi Pusat Pemberdayaan Ekonomi

JAKARTA - Masjid kini tak sekadar menjadi tempat ibadah. Melalui Program Baznas Microfinance Masjid Berdaya Berdampak (BMM Madada), Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendorong masjid menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, sekaligus mengurangi ketergantungan umat terhadap pinjaman online (pinjol).

Program ini diluncurkan pada Madada Festival yang digelar Subdit Kemasjidan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag RI, Selasa, 7 Oktober 20225. Strategi ini menekankan masjid sebagai motor penggerak kesejahteraan sosial dan ekonomi di tengah dinamika masyarakat modern.

“Masjid berdaya adalah masjid yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk bertindak, sementara masjid berdampak adalah masjid yang mampu menghadirkan perubahan positif bagi lingkungannya,” jelas Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, Rabu, 8 Oktober 2025.

Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Umat

Abu Rokhmad menekankan transformasi fungsi masjid dari pusat ibadah tradisional menjadi pusat inovasi sosial dan ekonomi sebagai langkah penting menjaga relevansi masjid di era modern. Melalui kolaborasi dengan Baznas, Lembaga Amil Zakat (LAZ), BWI, BPJS, CSR, dan ormas Islam, masjid dapat menjadi tempat yang memberi manfaat langsung bagi jamaah.

“Melalui kolaborasi dengan Baznas, LAZ, BWI, BPJS, CSR, dan ormas Islam, masjid bisa menjadi pusat inovasi yang memberi manfaat langsung bagi jamaah,” imbuh Abu.

BMM Madada: Pinjaman Lunak dan Pemberdayaan

Program BMM Madada menawarkan pijaman lunak tanpa bunga yang disalurkan melalui masjid-masjid. Targetnya adalah warga yang memiliki kapasitas usaha, sehingga mereka dapat beralih dari status penerima bantuan menjadi muzaki aktif, berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

“Dulu mereka hanya menerima bantuan, kini mereka bisa berperan sebagai pemberi. Banyak cerita sukses yang muncul dari program ini,” ujar Abu.

Dengan mekanisme ini, BMM Madada tidak sekadar membantu ekonomi jemaah, tetapi juga membangun ekosistem usaha kecil yang mandiri dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat pada pinjol berbunga tinggi yang memberatkan.

Lingkungan dan Edukasi Sebagai Bagian Program

Selain aspek ekonomi, Abu Rokhmad menyoroti inisiatif lingkungan dan edukasi. Masjid yang berdaya tidak hanya meningkatkan kesejahteraan jamaah, tetapi juga menjaga lingkungan sekitar melalui program penghijauan dan penanaman pohon di masjid percontohan.

“Masjid harus bersih, indah, dan hijau. Ini bagian dari bentuk dakwah yang kontekstual,” tambah Abu.

Program ini juga memfasilitasi edukasi keagamaan lintas generasi. Generasi baby boomers yang antusias belajar agama dan Gen Z serta milenial dengan literasi tinggi tetapi praktik ibadah yang belum optimal dapat menjembatani kesenjangan melalui program Fasolatan, memberikan pengajian yang sesuai bagi semua usia.

BMM Madada sebagai Model Nasional

Abu Rokhmad berharap BMM Madada menjadi model masjid berdaya dan berdampak di seluruh Indonesia, mendorong ekonomi jemaah, menjaga lingkungan, dan membangun peradaban Islam yang inklusif.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan mekanisme program ini. Pinjaman lunak diberikan melalui masjid dengan besarannya hingga Rp150 juta per masjid, ditujukan bagi warga yang dinilai memiliki kapasitas usaha atau potensi bisnis.

“Program ini bukan sekadar bantuan, tetapi investasi untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi,” tegas Arsad.

Arsad menekankan bahwa program ini memfasilitasi hubungan langsung antara penerima dengan masjid sebagai mediator, sekaligus membangun ekosistem usaha kecil berkelanjutan. Dengan model ini, masyarakat memiliki alternatif pembiayaan yang lebih sehat dibanding pinjol berbunga tinggi.

Manfaat Jangka Panjang bagi Umat

Implementasi BMM Madada dipandang sebagai strategi holistik untuk memberdayakan umat. Tidak hanya memberikan akses modal, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi, meningkatkan peran masjid dalam masyarakat, dan mengintegrasikan program lingkungan serta pendidikan agama.

Pendekatan ini memungkinkan masjid menjadi pusat inovasi sosial-ekonomi, sekaligus memperkuat literasi keuangan dan spiritual masyarakat. Program diharapkan dapat menciptakan efek domino, di mana keberhasilan satu masjid memberdayakan jamaahnya dapat direplikasi di wilayah lain.

Masjid sebagai Motor Pemberdayaan

Dengan BMM Madada, masjid bertransformasi menjadi lembaga yang lebih relevan dan berdampak. Pinjaman lunak tanpa bunga, kolaborasi lintas lembaga, dan integrasi program lingkungan serta edukasi menjadikan masjid sebagai pilar pemberdayaan ekonomi umat.

Program ini juga menjadi upaya strategis Kemenag dan Baznas dalam mencegah jerat pinjol dan membangun ekosistem keuangan mikro yang sehat, di mana jamaah tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga menjadi pemberi manfaat bagi komunitasnya sendiri.

Terkini