pengertian modal

Pengertian Modal, Sejarah, Jenis, hingga Manfaatnya

Pengertian Modal, Sejarah, Jenis, hingga Manfaatnya
pengertian modal

JAKARTA - Pengertian modal sering kali menjadi pertanyaan dalam dunia bisnis, terutama dengan pertanyaan, “Dapat modal dari mana?”.

Modal merupakan elemen yang sangat penting dalam memulai dan menjalankan bisnis. Tanpa adanya modal, tidak mungkin sebuah usaha dapat beroperasi atau berkembang. 

Baik usaha kecil maupun besar, keduanya memerlukan modal untuk menjalankan aktivitas operasional mereka. Lalu, pengertian modal secara umum bagaimana? 

Dan betapa krusialnya peran modal dalam kelangsungan bisnis? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Pengertian Modal

Pengertian modal sering kali muncul saat kita mendiskusikan dunia bisnis, terutama ketika kita memberikan dukungan finansial kepada saudara atau teman yang ingin memulai usaha. 

Biasanya, orang yang menanamkan modal akan mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. 

Penanam modal tersebut dikenal sebagai investor. Lantas, apa sebenarnya modal itu? Beberapa ahli memberikan pandangannya mengenai modal, di antaranya:

Bambang Riyanto

Menurutnya, modal adalah hasil produksi yang dapat digunakan kembali untuk kegiatan produksi selanjutnya. Modal lebih ditekankan pada nilai dan kolektivitas barang-barang modal yang ada dalam perusahaan, yang berfungsi untuk menghasilkan pendapatan.

Lawrence J. Gitman

Ia menyatakan bahwa modal merupakan pinjaman dengan jangka waktu tertentu yang harus dibayar oleh perusahaan, yang tercatat di neraca keuangan sebagai kewajiban.

Drs. Moekijat

Menurutnya, modal mencakup semua yang dimiliki perusahaan, mulai dari uang tunai, kredit, hak cipta, mesin, inventaris kantor, hingga brand dan properti yang tidak dapat dibagi.

Jacob Louis Meij

Ia berpendapat bahwa modal adalah semua barang dalam perusahaan yang dapat digabungkan untuk menghasilkan pendapatan, yang tercatat di sisi debit neraca perusahaan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

KBBI mendefinisikan modal sebagai dana atau harta benda yang digunakan untuk memulai bisnis dan menghasilkan keuntungan, serta sebagai bekal dalam berusaha.

Secara umum, modal mencakup segala bentuk kekayaan yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan dalam bisnis. Modal dapat berupa uang, barang, aset, atau sumber daya lain yang memiliki nilai guna dalam kegiatan usaha.

Sejarah Modal

Dari sudut pandang sejarah, belum ada catatan pasti mengenai kapan istilah modal pertama kali diperkenalkan. 

Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa setiap individu yang terlibat dalam perdagangan, baik pada zaman dahulu maupun sekarang, pasti memerlukan modal. 

Modal tersebut bisa didapatkan melalui berbagai cara, seperti berburu, bertani, bekerja di perusahaan orang lain, dan sebagainya. 

Setelah memperoleh modal, seseorang bisa menjual atau menukarnya dengan barang yang memiliki nilai yang lebih setara atau lebih tinggi, atau bahkan mengolahnya terlebih dahulu. Dari modal yang terkumpul, mereka bisa memulai kegiatan bisnis.

Seringkali, seseorang memiliki modal berupa keterampilan atau hal-hal yang tidak bisa diubah menjadi uang, sementara di sisi lain, ada orang yang memiliki uang tetapi tidak dapat menjalankan bisnis karena keterbatasan waktu atau keahlian. 

Dalam kondisi ini, terciptalah kerja sama antara dua pihak dengan modal yang mereka miliki, untuk menjalankan bisnis bersama. 

Kerja sama ini akhirnya melahirkan pasar modal, yang memungkinkan publik untuk menjadi pemodal suatu perusahaan tanpa harus mengenal langsung pemiliknya. 

Modal yang dimiliki oleh investor ini kemudian dapat diperjualbelikan kepada investor lainnya. Sekarang, mari kita lihat catatan sejarah mengenai pasar modal:

Sistem Bagi Hasil Pertama oleh Kaum Publican (Sekitar Tahun 3 SM)

Sistem bagi hasil pertama yang tercatat dalam sejarah berasal dari bisnis bersama yang dijalankan oleh Kaum Publican pada masa Kekaisaran Romawi. 

Kaum publican adalah orang-orang yang berbisnis sebagai kontraktor umum untuk pemerintah Romawi, menyediakan berbagai keperluan seperti pajak dan fasilitas militer. 

Ketika Kekaisaran Romawi fokus pada kekuatan militer, pengumpulan pajak diserahkan kepada mereka. Sistem tender yang digunakan mengutamakan penawaran tertinggi untuk pajak yang harus dibayarkan. 

Keuntungan diperoleh dari selisih antara pajak yang dikumpulkan dan jumlah yang disetorkan ke pemerintah. Proyek ini sangat berisiko dan memerlukan modal besar, sehingga mereka melakukan patungan. 

Keuntungan dibagi sesuai dengan besar modal yang ditanamkan di awal, dan kerugian ditanggung bersama jika hasilnya lebih kecil dari yang disetorkan ke pemerintah.

Dokumen Saham Pertama di Dunia

Stora Kopparbergs Bergslag dikenal sebagai perusahaan pertama yang menerbitkan dokumen saham. 

Penambangan tembaga di Falun, Swedia, yang dimulai pada abad ke-9, mencatatkan sejarah penting ketika Raja Swedia mengesahkan dokumen bertajuk Deed of Exchange pada 16 Juni 1288. 

Dokumen ini mencatat pembagian hasil tambang, dengan A. Peter, seorang uskup, menerima bagian dari hasilnya.

Dokumen ini menunjukkan bahwa sistem saham sudah ada sejak zaman tersebut, ketika tambang sudah dikelola oleh organisasi yang terstruktur, yaitu Stora Kopparberg.

Pasar Modal Pertama di Dunia

Nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) mungkin sudah tidak asing lagi. VOC merupakan perusahaan pertama yang membuka pasar modal. 

Dengan modal besar, VOC dapat melakukan monopoli perdagangan, yang menjadi salah satu alasan kekuatannya dalam ekonomi. 

Kekayaannya, yang setara dengan $7,9 triliun atau 112 triliun IDR, sangat fantastis. Jika dikonversi, kekayaan ini sama dengan gabungan 20 perusahaan besar seperti Microsoft, Apple, Amazon, dan lainnya. 

Keunggulan VOC dalam perdagangan membuat persaingan di Eropa semakin ketat, sehingga VOC memperoleh izin untuk membentuk kekuatan militer dan politik sendiri, menjadikannya "negara dalam negara." 

Namun, karena korupsi yang meluas, VOC akhirnya bangkrut dan dibubarkan oleh Kerajaan Belanda. 

Sejarah VOC ini memberi inspirasi bagi pembentukan pasar modal, yang kemudian berkembang di Indonesia sejak pemerintahan Belanda membuka cabang bursa efek di Batavia pada 1912.

Jenis-jenis Modal

Ada beberapa kategori dan jenis modal yang perlu dipahami. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis modal dan kategorinya.

Jenis Modal Berdasarkan Sumber

Modal dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sumbernya, yaitu modal internal dan modal eksternal.

a. Modal Internal

Modal internal berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan, pemegang saham, penjualan surat berharga, atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri.

Contoh dari modal internal adalah kendaraan, peralatan produksi, inventaris, tanah, saham, gedung, serta keuntungan yang diperoleh perusahaan yang tidak melibatkan pihak luar.

b. Modal Eksternal

Modal eksternal adalah modal yang diperoleh dari luar perusahaan, seperti dari investor atau kreditur (misalnya bank, koperasi, atau pinjaman pribadi). 

Modal eksternal biasanya dibutuhkan ketika modal internal yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung operasional atau pengembangan bisnis.

Contoh dari modal eksternal antara lain pinjaman dari bank atau koperasi, gaji karyawan yang belum dibayar, utang kepada supplier, dan investasi yang ditanamkan oleh investor.

Jenis Modal Berdasarkan Pemiliknya

Berdasarkan siapa yang memiliki, modal terbagi menjadi dua jenis, yaitu modal perseorangan dan modal sosial.

a. Modal Perseorangan

Modal perseorangan adalah modal yang dimiliki oleh individu. Keuntungan dari modal ini adalah kemudahan dalam menjalankan aktivitas bisnis serta potensi keuntungan yang optimal bagi pemiliknya.

Contoh modal perseorangan adalah properti pribadi, saham, dan deposito.

b. Modal Sosial

Modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat umum. Modal ini memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam menjalankan kegiatan ekonomi.

Contoh modal sosial termasuk infrastruktur publik seperti jalan raya, pelabuhan, pasar, stasiun, dan jembatan.

Jenis Modal Berdasarkan Wujudnya

Jika dilihat dari bentuk atau wujudnya, modal terbagi menjadi dua kategori, yaitu modal aktif dan modal pasif. Berikut penjelasannya.

a. Modal Konkret (Aktif)

Modal konkret, atau yang disebut juga modal aktif, adalah modal yang memiliki wujud fisik dan bisa dilihat secara langsung.

Contoh dari modal konkret adalah uang, bahan baku, kendaraan, gedung atau tempat usaha, mesin, dan gudang.

b. Modal Abstrak (Pasif)

Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk fisik dan tidak bisa dilihat secara langsung. Nilainya sering kali sulit untuk diukur secara tepat, meskipun modal ini sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan.

Contoh dari modal abstrak antara lain ilmu pengetahuan, keterampilan (skill), hak cipta, merek (brand), media sosial, jaringan bisnis, serta kemampuan manajerial.

Baik modal konkret maupun modal abstrak keduanya sangat dibutuhkan untuk memulai dan mengembangkan sebuah bisnis. 

Keduanya harus berjalan beriringan, karena untuk memulai usaha, kita membutuhkan pengetahuan terlebih dahulu, sementara dana diperlukan untuk memulai produksi. 

Selain itu, koneksi dengan supplier dan customer yang tepat juga sangat penting dalam membangun usaha. Begitu juga dalam pengembangan kemampuan manajerial, yang membutuhkan peningkatan ilmu dan keterampilan.

Jenis Modal Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu modal tetap dan modal lancar.

a. Modal Tetap

Modal tetap, atau yang dikenal dengan istilah fix capital, adalah modal yang digunakan dalam proses produksi untuk jangka waktu panjang dan dapat digunakan berulang kali.

Contoh dari modal tetap adalah gedung, mesin, kendaraan, komputer, alat ukur, dan sebagainya.

b. Modal Lancar

Modal lancar, atau yang juga disebut variable capital, adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi.

Contoh modal lancar adalah bahan baku, bahan bakar, alat yang dipakai sekali pakai, dan lain-lain.

Manfaat Modal

Melihat penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa modal adalah salah satu elemen yang sangat krusial dalam dunia bisnis. Apa saja ya, manfaat modal dalam aktivitas usaha?

Menyediakan Bahan Baku

Sebelum memulai proses produksi, perusahaan pasti memerlukan bahan baku yang harus diperoleh dengan modal.

Melakukan Proses Produksi

Proses produksi memerlukan biaya tambahan seperti air untuk mencuci bahan, sabun, bahan bakar, listrik, gas, dan sebagainya, yang semuanya membutuhkan modal.

Mengurus Perizinan Usaha

Perizinan usaha sangat penting, terutama jika perusahaan ingin menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam jumlah besar. Mengurus izin ini memerlukan modal, terutama jika menggunakan jasa notaris.

Mengurus Hak Paten

Jika produk yang dibuat memiliki ciri khas dan mudah ditiru, penting untuk mengurus hak paten agar produk tersebut terdaftar secara legal atas nama perusahaan. Proses ini juga membutuhkan modal.

Membayar Gaji Karyawan

Untuk menjalankan aktivitas usaha dengan baik, perusahaan membutuhkan bantuan orang lain. Agar dapat memenuhi hak karyawan sesuai kesepakatan, modal diperlukan untuk membayar gaji, tunjangan, asuransi, dan uang lembur.

Simpanan

Perusahaan yang sukses adalah yang memiliki simpanan sebagai dana cadangan. Dana cadangan ini juga bisa digunakan sebagai modal dalam situasi mendesak.

Meningkatkan Kepercayaan Pihak Lain

Modal yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan calon mitra bisnis. Banyak mitra yang menilai kondisi keuangan perusahaan sebelum memutuskan untuk bekerjasama, untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut dapat dipercaya.

Keperluan Lainnya

Modal juga diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan lainnya, seperti membuka cabang baru, memperluas pasar, transportasi, pulsa, dan inventaris perusahaan.

Sebagai penutup, pengertian modal mencakup segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk memulai atau mengembangkan usaha, baik berupa uang, aset, maupun keterampilan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index