JAKARTA - Inter Milan menutup bursa transfer musim panas 2025 dengan langkah penting di lini pertahanan. Setelah kehilangan Benjamin Pavard yang dipinjamkan ke Olympique Marseille, Nerazzurri segera mencari pengganti yang mampu menambal celah besar di sektor belakang. Pilihan akhirnya jatuh kepada Manuel Akanji, bek berpengalaman asal Swiss yang sebelumnya memperkuat Manchester City.
Kepastian transfer ini diumumkan langsung oleh pihak klub. Dalam pernyataan resminya, Inter menjelaskan bahwa Akanji bergabung dengan status pinjaman, disertai opsi pembelian permanen. Opsi itu bahkan bisa berubah menjadi kewajiban apabila sang pemain tampil dalam lebih dari separuh pertandingan musim ini atau bila Inter berhasil merebut gelar Serie A.
Menurut laporan Sky Italia, Inter mengeluarkan biaya awal sebesar €2 juta atau sekitar Rp34 miliar untuk kesepakatan pinjaman ini. Sementara opsi pembelian dipatok pada angka €15 juta atau setara Rp258 miliar. Nilai tersebut dianggap cukup realistis mengingat pengalaman dan kualitas yang dimiliki Akanji di level Eropa.
Perjalanan Singkat Akanji di Manchester City
Kedatangan Akanji ke Giuseppe Meazza sekaligus menandai berakhirnya petualangannya di Etihad Stadium. Selama tiga tahun berseragam Manchester City, bek berusia 30 tahun itu tampil sebanyak 136 kali dan ikut membantu klub meraih tujuh gelar bergengsi.
Fleksibilitasnya menjadi salah satu alasan Pep Guardiola sempat sangat mengandalkannya. Akanji bisa beroperasi sebagai bek tengah, bek kanan, maupun bek kiri ketika situasi darurat. Hal itu membuatnya menjadi pemain serbaguna di lini belakang City.
Namun, musim 2024–25 menjadi titik balik yang cukup berat. Cedera panjang membuat Akanji absen di 19 pertandingan lintas kompetisi. Meski telah kembali pulih, kesempatan bermain tetap tidak datang. Guardiola lebih memilih John Stones, Rúben Dias, dan rekrutan baru Abdukodir Khusanov untuk mengisi jantung pertahanan.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa posisi Akanji sudah tidak lagi vital. Bahkan di tiga laga awal Premier League 2025–26, ia sama sekali belum mendapatkan menit bermain. Situasi tersebut menjadi sinyal kuat bahwa masa depannya di City mendekati akhir.
Situasi Sulit Manchester City
Keputusan melepas Akanji juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi internal Manchester City. Klub asuhan Pep Guardiola memang tengah berupaya melakukan peremajaan skuad secara besar-besaran. Sejak bursa transfer dibuka, lebih dari 20 pemain telah dilepas, termasuk beberapa nama senior yang sebelumnya menjadi andalan.
City sendiri juga sedang menghadapi periode kurang menguntungkan. Kekalahan beruntun dari Tottenham Hotspur dan Brighton dengan total kebobolan empat gol menambah sorotan terhadap lini pertahanan. Meski begitu, Guardiola tampaknya lebih memilih membangun fondasi jangka panjang dengan menaruh kepercayaan pada pemain yang lebih muda.
Dalam konteks inilah, transfer Akanji ke Inter Milan menjadi masuk akal. City mendapatkan ruang untuk melakukan regenerasi, sementara Inter memperoleh tambahan tenaga yang sangat dibutuhkan di barisan belakang.
Awal Baru di Giuseppe Meazza
Bagi Akanji, bergabung dengan Inter Milan bukan sekadar mencari menit bermain, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kariernya. Serie A dikenal dengan gaya permainan yang mengutamakan taktik dan disiplin bertahan. Hal ini bisa menjadi lingkungan ideal baginya untuk kembali menemukan performa terbaik.
Cristian Chivu, pelatih Inter, memang tengah menghadapi dilema serius di lini pertahanan. Kepergian Benjamin Pavard ke Marseille membuat stok bek berpengalaman berkurang drastis. Kekalahan 1-2 dari Udinese akhir pekan lalu semakin mempertegas perlunya tambahan pemain yang mampu membawa stabilitas.
Akanji hadir dengan pengalaman panjang di Bundesliga bersama Borussia Dortmund, kemudian di Premier League bersama Manchester City. Kombinasi pengalaman itu diharapkan bisa langsung memberi dampak positif bagi Nerazzurri, apalagi mereka menargetkan bersaing di jalur juara Serie A musim ini.
Transfer yang Sarat Makna
Kedatangan Akanji tidak hanya memberi keuntungan teknis bagi Inter, tetapi juga menjadi sinyal bahwa klub masih memiliki daya tarik besar di pasar Eropa. Meskipun sempat dikaitkan dengan sejumlah klub lain seperti Galatasaray, Tottenham Hotspur, West Ham United, hingga AC Milan, pada akhirnya Inter mampu memenangkan persaingan.
Hal ini menunjukkan keseriusan Nerazzurri dalam membangun skuad kompetitif. Sejak diambil alih Oaktree, Inter memang berupaya menggabungkan pemain muda potensial dengan sosok berpengalaman. Transfer Akanji menjadi contoh bagaimana klub menyeimbangkan visi jangka panjang dengan kebutuhan mendesak di lapangan