Kapal

Keterbatasan Armada, Ratusan Pemudik Tujuan Batam Diangkut Kapal Patroli KPLP Secara Gratis

Keterbatasan Armada, Ratusan Pemudik Tujuan Batam Diangkut Kapal Patroli KPLP Secara Gratis
Keterbatasan Armada, Ratusan Pemudik Tujuan Batam Diangkut Kapal Patroli KPLP Secara Gratis

JAKARTA Ratusan pemudik dari berbagai wilayah di Sumatera terpaksa diangkut menggunakan kapal patroli milik Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Republik Indonesia (KPLP), akibat keterbatasan armada kapal reguler pasca-Lebaran 2025. Sebanyak 125 penumpang tiba dengan selamat di Pelabuhan Bintang 99, Kota Batam, setelah menempuh perjalanan laut dari Pelabuhan Kuala Tungkal, Jambi.

Para penumpang tersebut diberangkatkan menggunakan kapal patroli laut KN Sarotama, milik KPLP, secara gratis. Kebanyakan dari mereka adalah pemudik yang pulang kampung untuk merayakan Hari Raya Idulfitri di daerah asal, seperti Jambi, Padang, dan Pekanbaru.

Keterbatasan Kapal Reguler Jadi Kendala Arus Balik

Fenomena lonjakan pemudik pasca-Lebaran bukan hal baru, namun tahun ini terjadi kepadatan luar biasa pada jalur laut, khususnya dari wilayah barat Indonesia menuju Batam, yang merupakan salah satu sentra ekonomi dan mobilitas utama di Provinsi Kepulauan Riau. Sayangnya, terbatasnya armada kapal reguler yang melayani rute tersebut membuat banyak penumpang tidak tertampung.

Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Tanjung Uban, Sugeng Riyono, mengungkapkan bahwa pihak KPLP telah menyiagakan beberapa kapal patroli untuk mendukung kelancaran arus balik Lebaran.

"Selain kapal terbatas dari sana, juga ada penumpang yang ingin balik ke Batam dan tidak tertampung oleh kapal," ujar Sugeng Riyono pada Selasa, 8 April 2025.

Sugeng juga menambahkan bahwa tidak hanya KN Sarotama yang dikerahkan dalam operasi ini, namun juga dua kapal lainnya yakni KN Rantos dan KN Kalimasadha. Ketiganya difungsikan untuk menjemput penumpang dari wilayah yang tidak terjangkau oleh kapal-kapal reguler.

Komposisi Penumpang: Pria, Wanita, dan Anak-Anak

Data resmi menyebutkan bahwa dari total 125 penumpang, terdapat 67 pria, 56 wanita, dan beberapa anak-anak yang ikut serta dalam pelayaran tersebut. Para penumpang mengaku bersyukur bisa mendapatkan tumpangan kembali ke Batam, mengingat tingginya harga tiket kapal komersial serta terbatasnya jadwal keberangkatan dari pelabuhan-pelabuhan kecil seperti Kuala Tungkal.

Salah satu pemudik, Rizal, warga asal Pekanbaru yang bekerja di Batam, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan pemerintah melalui KPLP.

"Saya sudah antre tiga hari di pelabuhan, tapi tidak ada kapal kosong. Alhamdulillah akhirnya bisa naik kapal patroli ini gratis," ujarnya saat tiba di Batam.

Langkah Antisipatif dan Kemanusiaan

Langkah yang diambil oleh KPLP ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, karena menunjukkan kesigapan dalam menjawab persoalan transportasi publik di masa arus balik Lebaran. Penggunaan kapal patroli laut sebagai moda angkut alternatif dianggap sebagai solusi cerdas dalam situasi darurat.

Sugeng Riyono menjelaskan bahwa kesiapsiagaan KPLP bukan hanya bertugas melakukan pengawasan dan pengamanan wilayah laut Indonesia, tetapi juga siap membantu dalam situasi kemanusiaan seperti arus mudik dan balik.

"Kami ditugaskan bukan hanya menjaga laut, tapi juga memberi pelayanan kepada masyarakat, apalagi dalam situasi darurat seperti ini," katanya.

Upaya Pemerintah dalam Mengurai Kepadatan Arus Balik

Selain pengerahan armada patroli laut, pemerintah juga terus berupaya mengatur skema arus balik di berbagai titik padat, termasuk jalur darat dan laut lainnya. Skema seperti Tiket Bertahap Berbasis Booking (TBB) di pelabuhan Merak-Bakauheni dinilai efektif dalam mengurai kemacetan dan mengatur jadwal keberangkatan penumpang.

Namun, wilayah-wilayah terpencil atau pelabuhan kecil seperti Kuala Tungkal tetap membutuhkan perhatian khusus, terutama dari segi distribusi armada dan penyediaan transportasi publik yang memadai di masa puncak pergerakan.

Pemanfaatan kapal patroli KPLP untuk mengangkut pemudik dari Kuala Tungkal ke Batam merupakan langkah konkret dan efektif dalam mengatasi kekurangan armada saat arus balik Lebaran 2025. Tidak hanya memperlihatkan sisi kemanusiaan, namun juga menunjukan kesiapan instansi pemerintah dalam memberikan layanan darurat di bidang transportasi laut.

Kisah ratusan pemudik yang akhirnya bisa kembali ke Batam dengan selamat dan gratis melalui kapal patroli menjadi cerminan dari kerja cepat dan responsif pemerintah di tengah situasi darurat. Harapannya, ke depan, sistem transportasi laut Indonesia semakin tangguh dalam menghadapi lonjakan pemudik tahunan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index