Cara mengatasi pencemaran udara penting dilakukan segera karena kualitas udara terus memburuk di berbagai wilayah dunia.
Polusi udara telah menjadi permasalahan serius berskala global, karena udara bersih yang tercemar partikel berbahaya sangat berisiko terhadap kesehatan manusia. Banyak aktivitas sehari-hari manusia secara tidak langsung memicu pencemaran ini.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan berbagai alat dan kendaraan yang menghasilkan asap atau emisi gas buang, sehingga mencemari udara yang seharusnya bersih dan layak untuk dihirup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa situasi ini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Data menunjukkan bahwa sekitar 98% kota berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah tidak memiliki kualitas udara yang memenuhi standar internasional.
Sedangkan di negara maju, jumlah tersebut lebih kecil, yakni sekitar 52%. Dari sini bisa dilihat bahwa polusi udara dapat terjadi di berbagai wilayah, namun kota-kota dengan tingkat pendapatan rendah cenderung lebih rentan karena tingginya aktivitas yang berkontribusi pada pencemaran.
Hasil penelitian yang menggunakan perangkat dari Greenpeace Asia Tenggara dan IQAir AirVisual menunjukkan bahwa sejak 2020, kualitas udara di Jakarta telah menyebabkan kematian lebih dari 6.000 jiwa, dan pada 2021 tercatat sekitar 5.200 jiwa kehilangan nyawa karena hal serupa.
Bahkan pada pertengahan 2022, Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan konsentrasi PM 2.5 melebihi angka 100 menurut data dari IQAir.
Polusi udara umumnya terjadi akibat pelepasan zat kimia atau partikel berbahaya ke atmosfer.
Senyawa-senyawa ini, baik dalam bentuk gas maupun partikel halus, mampu menurunkan kualitas udara secara signifikan dan memberikan dampak negatif yang besar terhadap makhluk hidup, termasuk manusia.
Pencemaran udara bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan pernapasan hingga kerusakan lingkungan secara menyeluruh.
Oleh sebab itu, penting untuk memahami definisi, penyebab, dan dampak dari pencemaran udara agar masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan.
Berdasarkan Encyclopedia Britannica, pencemaran udara diartikan sebagai pelepasan berbagai gas, partikel padat halus, atau aerosol cair ke atmosfer dalam jumlah yang melebihi kapasitas alami lingkungan untuk menetralkan atau menyerapnya.
Menurut National Geographic, pencemaran udara adalah kombinasi antara partikel dan gas yang dapat mencapai tingkat konsentrasi berbahaya, baik di luar maupun di dalam ruangan.
Beberapa jenis polutan yang sering ditemukan antara lain asap, metana, karbon dioksida, jelaga, serbuk sari, hingga jamur.
National Institute of Environmental Health Sciences juga menyatakan bahwa pencemaran udara merupakan gabungan zat alami dan buatan yang mencemari atmosfer, yang terbagi menjadi dua jenis utama: pencemaran udara dalam ruangan dan di luar ruangan.
Definisi lain dari pencemaran udara juga diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1407 Tahun 2002, yang menjelaskan bahwa pencemaran udara adalah penurunan kualitas udara pada tingkat tertentu akibat zat atau energi yang masuk ke dalam udara ambien sehingga mengganggu fungsinya sebagai udara bersih.
Chambers, seorang ahli dalam bidang ini, mendefinisikan pencemaran udara sebagai penambahan unsur fisik atau kimia ke dalam atmosfer dalam jumlah tertentu yang bisa dideteksi, diukur, dan memberikan efek merugikan bagi manusia, hewan, tumbuhan, serta benda mati di sekitarnya.
Dengan melihat beragam penjelasan dan data tersebut, maka sudah sepatutnya kita semua menyadari pentingnya menjaga kebersihan udara dan mulai menerapkan berbagai cara mengatasi pencemaran udara demi kelangsungan hidup yang lebih sehat dan lingkungan yang lebih bersih di masa mendatang.
Cara Mengatasi Pencemaran Udara
Cara mengatasi pencemaran udara dapat diwujudkan apabila seluruh manusia bersatu dan berperan aktif dalam menanggulangi polusi udara.
Terdapat sejumlah langkah yang bisa diterapkan sebagai bentuk upaya dalam cara untuk mengatasi pencemaran udara, antara lain:
Menekan Jumlah Emisi
Asap kendaraan menjadi salah satu faktor utama penyebab tercemarnya udara. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
Salah satu caranya adalah dengan mulai menggunakan transportasi umum. Selain itu, usahakan untuk tidak membiarkan mesin kendaraan menyala dalam waktu lama saat sedang berhenti atau menunggu.
Menggunakan Produk Ramah Lingkungan dan Efisien Energi
Mulailah beralih ke alat-alat rumah tangga yang hemat energi serta memilih perangkat elektronik yang efisien dalam penggunaan daya.
Ini tidak hanya membantu mengurangi tagihan listrik, tetapi juga menjadi langkah positif untuk menjaga kualitas udara. Jangan lupa untuk selalu mematikan perangkat elektronik ketika sedang tidak digunakan.
Tidak Membakar Sampah
Masih banyak yang beranggapan bahwa membakar sampah bisa menjadi cara untuk mengurangi jumlah sampah. Padahal, tindakan ini bisa menimbulkan dampak negatif yang besar.
Pembakaran sampah dapat menghasilkan gas karbon monoksida yang sangat membahayakan kesehatan jika terhirup. Tak hanya itu, asap yang dihasilkan juga bisa mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan.
Membatasi Penggunaan Zat Kimia
Mengurangi penggunaan bahan kimia, terutama pada produk pembersih rumah, dapat membantu menjaga kualitas udara.
Gunakan produk-produk alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sesuaikan dengan kebutuhan, agar tidak menimbulkan pencemaran yang tidak perlu.
Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
Penggunaan kantong plastik secara berlebihan memberikan dampak buruk bagi alam karena sulit terurai.
Maka dari itu, cobalah untuk mengurangi pemakaiannya saat berbelanja dan beralih ke tas yang bisa digunakan berulang kali untuk membantu menekan pencemaran dari limbah plastik.
Menerapkan Prinsip Gunakan Ulang dan Daur Ulang
Selain membatasi bahan kimia, kita juga harus terbiasa memilah sampah sesuai jenisnya, mana yang bisa dimanfaatkan kembali dan mana yang tidak. Kebiasaan ini akan membantu mengurangi dampak pencemaran terhadap udara, tanah, dan air.
Menanam Tanaman di Lingkungan Sekitar
Minimnya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan menjadi persoalan tersendiri dalam menjaga kualitas udara. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mulai menanam tanaman di sekitar rumah.
Kehadiran tanaman dapat menyaring udara yang tercemar dan membantu menghasilkan udara segar yang lebih layak untuk dihirup.
Proses Pencemaran Udara
Menurut informasi dari laman resmi NASA, penyebab utama pencemaran udara adalah keberadaan partikel padat, cair, serta jenis gas tertentu yang melayang di atmosfer. Campuran partikel ini dikenal dengan istilah aerosol.
Aerosol bisa berasal dari berbagai aktivitas. Sebagian besar aerosol masuk ke atmosfer karena proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, kayu, dan minyak.
Beberapa di antaranya langsung dilepaskan dari sumbernya, sedangkan sisanya terbentuk akibat reaksi kimia yang berlangsung di udara.
Sumber aerosol tidak hanya terbatas pada kegiatan manusia. Faktor alam seperti debu, serbuk sari tanaman, asap dari kebakaran hutan, emisi industri, gas buang kendaraan, hingga abu vulkanik dari letusan gunung juga dapat menghasilkan aerosol.
Kehadiran aerosol ini berperan dalam memengaruhi masuknya cahaya matahari ke permukaan bumi.
Beberapa jenis aerosol memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa, sementara jenis lainnya justru menyerap cahaya tersebut. Efeknya sangat bergantung pada karakter warna dari partikel aerosol itu sendiri.
Faktor yang Menyebabkan Pencemaran Udara
Penyebab pencemaran udara dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari alam secara alami maupun dari kegiatan manusia. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai kedua jenis penyebab tersebut:
Sumber Alami
Pencemaran udara yang berasal dari alam terjadi tanpa campur tangan manusia dan berlangsung sebagai bagian dari proses alamiah. Beberapa contoh dari pencemaran udara yang terjadi secara alami antara lain:
- Pembusukan sampah organik yang menghasilkan aroma tidak sedap ke udara.
- Letusan gunung berapi yang menyemburkan gas beracun, asap tebal, serta abu vulkanik ke atmosfer.
- Kebakaran hutan yang muncul akibat kondisi alam, tanpa intervensi manusia.
- Hembusan angin kencang yang mengangkat debu serta partikel lain ke udara, sehingga mengganggu kualitas udara di sekitarnya.
Sumber dari Aktivitas Manusia
Kontribusi manusia terhadap pencemaran udara terbilang besar, karena banyak aktivitas harian yang menghasilkan emisi berbahaya. Beberapa kegiatan tersebut meliputi:
- Pengolahan bahan makanan seperti membakar ikan atau daging, yang melepaskan asap, bau menyengat, serta partikel-partikel halus yang jika dilakukan terus-menerus dapat merusak kualitas udara.
- Proyek konstruksi dan pembangunan infrastruktur yang menghasilkan banyak debu dan asap, terutama jika berlangsung dalam jangka panjang.
- Reaksi kimia tertentu seperti dalam proses pembuahan atau fertilisasi, yang dapat memunculkan gas, uap, dan debu yang berkontribusi pada pencemaran udara.
- Emisi dari kendaraan bermotor menjadi penyebab utama pencemaran di kota-kota besar, karena asap yang keluar dari knalpot kendaraan terus-menerus dilepaskan ke udara.
- Penambangan serta kegiatan penggalian tanah yang dapat mengangkat partikel debu ke atmosfer dan menyebabkan polusi udara di sekitarnya.
- Proses pembakaran, baik yang disengaja maupun tidak, seperti pembakaran hutan, sampah, atau aktivitas industri yang melibatkan api terbuka seperti peleburan logam, akan menghasilkan gas, asap, dan uap yang mencemari udara secara signifikan.
Penyebab Pencemaran Udara Berdasarkan Aktivitas
Penambangan
Proses penambangan kerap menimbulkan pelepasan zat kimia dan partikel debu ke atmosfer.
Hal ini terjadi karena aktivitas untuk mengambil mineral dari dalam tanah umumnya menggunakan mesin berat yang beroperasi dengan bahan bakar, sehingga menghasilkan emisi berbahaya.
Konsumsi Listrik yang Tinggi
Di tanah air, sebagian besar pembangkit listrik masih bergantung pada batu bara sebagai sumber energi.
Ketika penggunaan listrik meningkat, maka limbah hasil pembakaran batu bara pun ikut bertambah. Limbah ini dapat mencemari udara dan mengganggu kualitas lingkungan.
Sampah Rumah Tangga
Aktivitas di lingkungan rumah sering kali menimbulkan limbah, seperti plastik dan kertas.
Meski membakar sampah terlihat sebagai cara cepat untuk menguranginya, sebenarnya hal tersebut justru menciptakan asap yang mencemari udara. Pembakaran ini turut melepaskan zat berbahaya ke atmosfer dan merusak lingkungan sekitar.
Jenis-jenis Pencemaran Udara
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, polusi udara dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, yaitu:
Polusi Udara di Luar Ruangan
Jenis ini merujuk pada pencemaran yang terjadi di area terbuka, bukan dalam lingkungan tertutup buatan. Beberapa sumber pencemarnya meliputi:
- Partikel kecil yang muncul akibat pembakaran bahan fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang digunakan untuk menghasilkan energi.
- Gas beracun seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, serta uap bahan kimia lainnya.
- Asap dari produk tembakau.
- Ozon permukaan tanah yang bersifat reaktif dan menjadi salah satu elemen utama dalam kabut asap di kawasan perkotaan.
Polusi Udara di Dalam Ruangan
Jenis ini berasal dari kontaminasi udara dalam bangunan yang ditimbulkan oleh zat seperti karbon dioksida maupun polutan lainnya.
Udara tercemar dari luar dapat masuk melalui celah seperti jendela, pintu, atau ventilasi. Contoh sumber pencemaran dalam ruangan antara lain:
- Bahan bangunan yang mengandung zat seperti timbal, formaldehida, maupun asbes.
- Gas berbahaya seperti radon atau karbon monoksida.
- Serbuk sari serta jamur.
- Alergen seperti kotoran tikus dan kecoa, baik dari luar maupun dalam ruangan.
Apa Saja Dampak Pencemaran Udara?
Polusi udara dapat membawa dampak negatif yang serius bagi kesehatan manusia. Berikut ini beberapa akibat yang bisa ditimbulkan:
- Dapat merusak sel-sel dalam sistem pernapasan dan mengganggu fungsi pernapasan secara keseluruhan.
- Menghambat distribusi oksigen dalam darah akibat meningkatnya paparan karbon monoksida, yang berisiko memicu gangguan kardiovaskular.
- Menyebabkan jantung dan paru-paru harus bekerja lebih keras dari biasanya karena beban tambahan yang ditimbulkan.
- Berpotensi mengurangi harapan hidup seseorang.
- Sangat berbahaya bagi ibu yang sedang mengandung, karena dapat menyebabkan peradangan, keguguran, atau gangguan pernapasan seperti asma pada janin.
- Fungsi paru-paru bisa menurun drastis hingga tidak berfungsi sama sekali.
- Meningkatkan kemungkinan terserang penyakit serius seperti asma, kanker paru-paru, bronkitis, hingga emfisema.
- Anak-anak lebih rentan mengalami infeksi karena sistem kekebalan mereka masih berkembang.
- Bagi kelompok dengan kondisi medis tertentu, risiko terkena penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan paru-paru kronis, hingga masalah jantung bisa menjadi lebih tinggi.
Siapa Saja yang Bisa Terkena Efek Akibat Pencemaran Udara?
Tidak dapat dipungkiri bahwa siapa pun bisa merasakan dampak buruk dari kualitas udara yang tercemar, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Namun, terdapat beberapa kelompok yang dinilai lebih rentan terhadap risiko dari paparan polusi udara, yaitu:
- Individu dengan gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, asma, gangguan paru-paru kronis (PPOK), gagal jantung kongestif, dan masalah arteri koroner.
- Perempuan yang sedang dalam masa kehamilan.
- Lansia atau orang-orang yang telah memasuki usia lanjut.
- Anak-anak, termasuk bayi, balita, hingga mereka yang masih berusia di bawah 15 tahun.
- Orang-orang yang memiliki aktivitas kerja atau rutinitas di luar ruangan, seperti atlet, pekerja lapangan, dan profesi lain yang menuntut banyak waktu di luar.
Sebagai penutup, menerapkan cara mengatasi pencemaran udara secara konsisten adalah langkah penting demi menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan generasi masa depan.